ABSTRAK_Apolonia maria Dwi Mahardika Jeharu
PUBLIC Open In Flipbook Perpustakaan Prodi Arsitektur
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu program yang digalakkan pemerintah adalah pengembangan desa wisata, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kemiskinan dan pengangguran, serta melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan. Desa Repi di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, merupakan desa wisata rintisan dengan beragam potensi, meliputi wisata alam, sosial budaya, serta aktivitas pertanian, perkebunan, maupun peternakan. Potensi pengembangan wisata di desa ini diperkuat oleh posisinya yang strategis, yakni sebagai jalur alternatif dari Labuan Bajo menuju kampung adat Wae Rebo atau sebaliknya, serta memiliki akses langsung ke Wae Rebo. Namun, pengembangan pariwisata di desa ini masih terkendala oleh keterbatasan sarana dan prasarana, belum terintegrasinya program wisata, dan partisipasi masyarakat yang belum optimal.
Keberadaan lahan pertanian dan perkebunan yang dominan, serta 85% penduduk yang bekerja di sektor pertanian, menjadikan Desa Repi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata. Untuk mendukung hal tersebut, perancangan ini menggunakan pendekatan community-based tourism (CBT), yang menekankan keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata. Pendekatan ini diimplementasikan melalui integrasi antara hasil analisis potensi dan tantangan lokal dengan kriteria desain yang diperoleh dari studi literatur dan preseden. Dengan demikian, tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan pengembangan aktivitas wisata yang efektif untuk mengoptimalkan potensi wisata yang ada, merumuskan kriteria pengembangan dan perancangan agrowisata, serta merancang fasilitas pendukung wisata yang selaras dengan kearifan lokal Desa Repi.
Hasil perancangan mengusulkan program pengembangan yang terbagi ke dalam empat zona. Zona A sebagai zona inti agrowisata, difokuskan sebagai pusat kegiatan edukasi dan rekreasi berbasis pertanian, peternakan, dan perkebunan. Zona B sebagai zona pesisir pantai yang berfokus pada pengembangan daya tarik wisata pantai. Zona C sebagai zona yang didominasi oleh area perkebunan, dan zona D yang merupakan area hutan lindung. Pengembangan pada Zona C dan D difokuskan pada perencanaan jalur trekking serta aktivitas berkemah. Prinsip arsitektural yang diterapkan dalam rancangan adalah yang mendukung salah satu kriteria pengembangan, yakni pelestarian tradisi dan budaya lokal, yang di wujudkan melalui penggunaan material lokal, adopsi bentukan maupun struktur ruang bangunan lokal, aplikasi elemen tradisional Manggarai yang bersifat struktural maupun dekoratif, serta pertimbangan akan kemudahan konstruksi oleh masyarakat. Perancangan ini diharapkan dapat menjadi model dalam pengembangan desa wisata Repi yang berkelanjutan, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal, dan memperkuat identitas budaya Desa Repi.
Perpustakaan Digital ITB