digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salisilidena L-asparagin merupakan kelompok senyawa basa Schiff yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi yang ramah lingkungan. Salisilidena L-asparagin disintesis melalui reaksi kondensasi dari salisilaldehid dan L-asparagin pada suasana basa dalam pelarut metanol dengan metode MAOS (Microwave Assisted Organic Synthesis) pada daya iradiasi 100 W dan temperatur 58 °C selama 90 menit. Dengan cara ini senyawa salisilidena L-asparagin berhasil disintesis dengan rendemen 76%. Karakterisasi senyawa hasil sintesis dilakukan dengan cara uji KLT menggunakan eluen n-heksana dan eluen n-heksana : etil asetat (9:1) (v/v), penentuan titik leleh, serta pengukuran spektroskopi FTIR dan 1H-NMR (48 MHz dalam pelarut metanol). Salisilidena L-asparagin hasil sintesis memiliki titik leleh pada 140-142 °C. Hasil analisis spektrum inframerah yang menunjukkan adanya puncak serapan gugus fungsi C=N (imina) pada bilangan gelombang 1660,9 cm-1 maupun hasil analisis spektrum 1H-NMR mendukung bahwa senyawa salisilidena L-asparagin telah berhasil disintesis. Pengukuran daya inhibisi korosi senyawa ini terhadap baja karbon di lingkungan larutan HCl 1 M dilakukan dengan menggunakan metode EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) pada rentang suhu 25 – 45 °C pada konsentrasi 25 – 250 ppm, metode ekstrapolasi Tafel dan corrosion wheel test pada suhu 35 °C dengan konsentrasi 225 ppm. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa salisilidena L-asparagin hasil sintesis memberikan efisiensi penurunan laju korosi sebesar 47%. Proses adsorpsi salisilidena L-asparagin yang terjadi pada permukaan baja karbon mengacu pada model isoterm adsorpsi Langmuir dengan energi bebas Gibbs adsopsi, Gads, sebesar -31,52 kJ/mol. Hal ini menunjukkan bahwa salisilidena L-asparagin menghambat korosi pada baja karbon dengan menurunkan laju reaksi di anoda melalui proses adsorpsi semifisik-semikimia pada permukaan baja karbon.