digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem struktur untuk menahan beban lateral pada bangunan baja salah satunya yaitu Sistem Rangka Bresing Tahan Tekuk (SRBTT). Sistem ini merupakan pengembangan dari Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK). Kedua sistem ini menggunakan elemen bresing sebagai elemen pendisipasi energi gempa. Perbedaannya yaitu pada saat perilaku menahan gaya tekan, pada SRBK kegagalan bresing saat kondisi tekan lebih ditentukan oleh perilaku tekuk. Hal inilah yang dikembangkan pada sistem SRBTT. Pokok permasalahan yang dibahas pada karya tulis ini yaitu kinerja sistem SRBTT untuk bangunan tinggi dengan membandingkan dua lokasi yang berbeda. Lokasi pertama diletakan pada bentang-bentang sudut ekterior dan lokasi kedua pada bentang-bentang tengah interior. Parameter yang digunakan untuk membandingkan yaitu formasi pelelehan bresing dan simpangan lantai maksimum. Pada proses perencanaan dan pendisainan elemen bresing mengacu pada peraturan AISC 341-10 Seismic Provision for Structural Steel Building. Didukung dengan hasil percobaan G-Series yang dilakukan di University of California. Hasil percobaan ini digunakan sebagai acuan material dan kurva backbone yang akan digunakan. Analisis kinerja yang dilakukan meliputi analisis pushover dan Non Linier Time History Analysis (NLTHA) dengan menggunakan data Gempa Northridge. Hasil kedua metoda ini akan dilihat perbandingan kedua model dan juga perbandingan hasil dari kedua metoda ini. Sehingga didapatkan respon struktur terhadap beban statik dan respon terhadap beban dinamik. Hasil kinerja secara pushover menunjukan bahwa kedua model struktur memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Terlihat bahwa nilai base shear dan drift dari kedua arah sangat berdekatan. Tetapi dari hasil analisis NLTHA memberikan kinerja yang berbeda untuk arah X dan Y. Hal ini merupakan pengaruh kekakuan struktur akibat arah orientasi sumbu kolom. Hasil perbandingan pushover dan NLTHA didapatkan bahwa kinerja struktur hasil analisis dinamik dengan NLTHA lebih membahayakan untuk kedua model struktur. Nilai drift dari NLTHA lebih besar dibandingkan nilai dari analisis pushover. Sehingga penentuan performa dari struktur ditentukan berdasarkan analisis NLTHA. Pada dasarnya kinerja dari dua model yang dibandingkan sama-sama baik. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari perbandingan hasil analisis kinerja yang dilakukan. Sehingga dalam penentapan lokasi mana yang ingin digunakan perlu parameter tambahan, misalkan pemanfaatan rauangan. Secara pemanfaatan ruangan, lokasi bresing pertama lebih baik dari pada lokasi kedua.