Permasalahan penyakit influenza merupakan masalah yang kompleks dengan banyak faktor yang terlibat. Beberapa faktor tersebut diantaranya perubahan iklim yang tidak menentu, mobilitas manusia dan faktor keheterogenan spasial. Dalam menyederhanakan kekompleksitasan tersebut, model matematika yang seringkali dibangun untuk menggambarkan penyebaran suatu penyakit adalah model deterministik SIR atau model deterministik SEIR. Namun, terdapat beberapa kelemahan dari model deterministik ini, diantaranya kondisi kesehatan setiap individu dalam satu kompartemen yang sama dianggap sama dan peluang terjadinya kontak antar individu dalam populasi juga dianggap sama karena mengabaikan jarak antar individu. Dengan melibatkan asumsi keheterogenan spasial, model matematika yang dibangun untuk menggambarkan penyebaran penyakit influenza adalah model partikel, dimana pada model ini individu dipandang sebagai partikel dan populasi dipandang sebagai sistem partikel. Selanjutnya, dimodelkan model partikel influenza dengan pemberian vaksin yang dibandingkan dengan model partikel tanpa vaksin. Selain itu, nilai parameter interaksi antar individu juga diestimasi untuk memperoleh nilai Basic Reproductive Ratio dari model partikel influenza. Hasil dari simulasi terhadap model partikel penyebaran penyakit influenza menunjukkan bahwa faktor keheterogenan spasial: jarak dan status infeksi berpengaruh terhadap efek interaksi antar individu.
Perpustakaan Digital ITB