Teluk Banten berpotensi mengalami akumulasi polutan dan penurunan kualitas
perairan. Salah satu parameter penting untuk menilai kerentanan tersebut adalah
Residence Time (RT), yaitu waktu tinggal partikel sebelum keluar dari suatu sistem
perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung RT di Teluk Banten dengan
mengasumsikan pergerakan partikel berupa sampah plastik, serta menganalisis
pengaruh pasang surut dan debit sungai terhadap nilainya. Pemodelan
hidrodinamika dilakukan menggunakan Delft3D-FLOW dua dimensi barotropik
dengan metode particle tracking. Domain model dibangun berdasarkan data
batimetri dari PUSHIDROSAL, garis pantai, komponen pasang surut dari Tidal
Model Driver (TMD), dan debit enam sungai utama. Simulasi dijalankan selama
periode 1–31 Oktober 2019 dengan lima skenario debit sungai, yaitu: (1) tanpa debit
sungai, (2) debit rata-rata, (3) debit minimum, (4) debit maksimum, dan (5) debit
observasi Oktober 2019, serta dianalisis pada dua kondisi purnama dan dua kondisi
perbani. Verifikasi model dilakukan dengan membandingkan elevasi muka air hasil
simulasi terhadap data konstanta dan observasi pasang surut di Pulau Pamujan
Besar. Hasil verifikasi menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi dengan nilai Root
Mean Square Error (RMSE) sebesar 0,05 m, koefisien korelasi 0,94, serta bias
sebesar 0,008 dan 0,006 untuk dua perbandingan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai RT di Teluk Banten dipengaruhi oleh kombinasi pasang surut, debit
sungai, dan posisi awal pelepasan partikel. Pada seluruh skenario, partikel bergerak
lebih cepat pada kondisi purnama dibandingkan perbani akibat amplitudo pasang
surut yang lebih besar, yang meningkatkan kecepatan arus sebesar 0,01–0,1 m/s.
Skenario debit maksimum (Skenario 4) menghasilkan nilai RT tercepat, berkisar
antara 23–271 jam (1–11 hari), sedangkan debit kecil (Skenario 1, 3, dan 5)
memperpanjang RT hingga 23–803 jam (1–34 hari). Debit sungai berpengaruh
secara lokal terhadap RT di Teluk Banten, sedangkan pasang surut berpengaruh
secara keseluruhan terhadap sistem perairan. Temuan ini menegaskan bahwa RT
dapat digunakan sebagai indikator utama dalam menilai potensi akumulasi polutan
di perairan semi-tertutup seperti Teluk Banten, serta menjadi dasar ilmiah bagi
pengelolaan lingkungan, strategi konservasi, dan mitigasi pencemaran di wilayah
pesisir tersebut.
Perpustakaan Digital ITB