Kota Bandung merupakan salah satu kota yang ditentukan sebagai PKN dan telah menjadi salah satu kota tujuan wisata bagi pengunjung dengan skala nasional maupun internasional. Sebagai kota tujuan wisata nasional maupun internasional, perkembangan kegiatan pariwisata di Kota Bandung tidak dapat dipisahkan oleh wisatawan dan berbagai sarana prasarana pendukung pariwisata. Kota Bandung yang tidak secara khusus dirancang untuk mendukung jumlah penduduk dan pengunjung yang mencapai 2,5 juta jiwa pada waktu akhir pekan dirasa telah menimbulkan berbagai permasalahan seperti kemacetan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kepariwisataan Kota Bandung akibat pengaruh kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota Bandung.Berdasarkan RTRW Kota Bandung tahun 2003-2013, salah satu permasalahan utama dalam perkembangan pariwisata di Kota Bandung adalah kemacetan lalu lintas yang seringkali terjadi pada waktu akhir pekan. Kemacetan yang terjadi di Kota Bandung dapat disebabkan oleh volume lalu lintas yang telah melampaui kapasitas jalan. Tingginya volume lalu lintas di jalan dapat disebabkan oleh terbatasnya lahan atau fasilitas parkir di berbagai kawasan wisata yang menjadi pemusatan kendaraan. Kemacetan lalu lintas dapat menyebakan berbagai permasalahan. Salah satu diantaranya adalah berkurangnya tingkat kunjungan pengunjung akibat pengunjung yang merasa terganggu oleh kemacetan lalu lintas tersebut.Berdasarkan Tourism Life Cycle, pariwisata Kota Bandung berada dalam tahap konsolidasi, dimana merupakan tahap kritis karena dapat menjadi penentu apakah pariwisata di Kota Bandung akan terus berkembang atau menurun. Data tahan atau tingkat toleransi pengunjung terhadap kemacetan lalu lintas serta daya dukung Kota Bandung dapat menjadi parameter yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana kecenderungan perkembangan pariwisata Kota Bandung pada masa yang akan datang. Pada penelitian kali ini juga akan dilihat mengenai karakteristik kunjungan dan pengunjung yang datang ke Kota Bandung serta sarana prasarana apa saja yang paling dibutuhkan pengunjung.Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pengunjung memiliki tingkat toleransi yang cukup rendah terhadap kemacetan lalu lintas. Untuk kebutuhan sarana prasarana, jalan raya, lahan parkir dan moda transportasi umum merupakan sarana prasarana yang paling dibutuhkan oleh pengunjung. Selain itu, pengujung juga membutuhkan berbagai sarana lain seperti zebra cross, trotoar, jasa perbankan, pusat informasi, penunjuk jalan, sarana kebersihan, peneduh, relokasi PKL dan kendaraan pariwisata. Untuk karakteristik pengunjung, pengunjung yang terdapat di Kota Bandung dapat berasal dari Kota Bandung maupun luar Kota Bandung, yang terdiri dari wisatawan dan day trippers. Berdasarkan analisis yang dilakukan dan temuan studi yang didapat, maka diketahui bahwa daya dukung Kota Bandung yang tidak maksimal belum menjadi faktor utama yang menghambat perkembangan kepariwisataan Kota Bandung.
Perpustakaan Digital ITB