COVER Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Raja Anantha Herdi
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki peran penting dalam menjaga kualitas lingkungan perkotaan, salah satunya melalui Jalur Hijau Jalan (JHJ) yang berfungsi sebagai penyedia jasa ekosistem, terutama produksi oksigen. Kota Bandung menghadapi tantangan serius terkait kualitas udara akibat kepadatan penduduk dan aktivitas transportasi yang tinggi. Namun, persentase JHJ hanya sekitar 1,06% dari total luas wilayah kota, sehingga perlu adanya evaluasi terhadap kondisi kesehatan pohon JHJ serta pendugaan kontribusinya dalam produksi oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status kesehatan pohon menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM), dan menduga produksi oksigen yang dihasilkan oleh pohon JHJ di empat ruas jalan utama Kota Bandung, yaitu Jalan Pasirkaliki, Jalan Pajajaran, Jalan Cihampelas, dan Jalan Wastukencana. Metode penelitian dilakukan melalui observasi lapangan dengan sistem sensus, mencatat parameter dimensi pohon, serta kerusakan pohon berdasarkan standar FHM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pohon JHJ berada dalam kondisi sehat, yaitu 94,81% (402 individu), dengan 4,48% (19 individu) mengalami kerusakan ringan, dan 0,71% (3 individu) kerusakan sedang. Tidak ditemukan pohon dengan kerusakan berat. Estimasi produksi oksigen pohon JHJ mencapai 259,45 kg/hari. Kontribusi terbesar berasal dari jalan Pajajaran (134,55 kg/hari), diikuti Jalan Cihampelas (60,50 kg/hari), Jalan Pasirkaliki (36,97 kg/hari), dan Jalan Wastukencana (27,43 kg/hari). Jumlah tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan oksigen sekitar 300 jiwa per hari. Penelitian ini menegaskan pentingnya pengelolaan JHJ secara berkelanjutan, baik melalui pemeliharaan pohon eksisting maupun penanaman lanjutan dengan spesies yang tahan terhadap tekanan perkotaan dan kapasitas produksi oksigen tinggi. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan pemangku kebijakan dalam mengoptimalkan peran JHJ sebagai penyedia jasa ekosistem, terutama dalam mendukung kualitas udara Kota Bandung.
Perpustakaan Digital ITB