Hingga saat ini, Indonesia masih menggunakan data TLE (Two-Line Element) dari NORAD (North American Aerospace Defense Command) untuk mengetahui elemen orbit satelit
terutama untuk posisi dan kecepatan satelit. Propagasi orbit dapat digunakan untuk menghitung vektor-vektor keadaan orbital satelit. Model-model propagasi mampu
memprediksi efek gangguan yang disebabkan oleh bentuk Bumi, atmospheric drag, radiasi, efek gravitasi Matahari dan Bulan.
STK (System Tool Kit) adalah mesin geometri yang digunakan untuk menentukan posisi terhadap waktu. Beberapa propagator yang tersedia di STK: Two Body, J2
Perturbation, J4 Perturbation, dan SGP4 (Simplified General Perturbations 4). Dengan menggunakan STK, melalui keempat propagator tersebut, kita dapat memperoleh data perbandingan elemen orbit, posisi, kecepatan, serta error yang dihasilkan, terhadap TLE
NORAD, sehingga kita mampu menentukan jangka waktu propagasi SGP4 masih bisa digunakan untuk suatu akurasi tertentu. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa untuk batas akurasi 25 km dan 60 km, propagasi SGP4 masih bisa digunakan dalam jangka waktu maksimal 7 hari dan 77 hari.