Dalam dua dekade terakhir penggunaan teknik deteksi yang tepat telah mendorong
penemuan ribuan eksoplanet. Di antara ribuan eksoplanet yang telah ditemukan,
hanya sedikit yang merupakan tipe kebumian. Menemukan eksoplanet kebumian
yang layak huni bukanlah hal yang mudah karena ukurannya yang sangat kecil.
Salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah melalui pengamatan molekulmolekul
penanda kehidupan (biomarkers) di atmosfer eksoplanet. Pengetahuan
mengenai komposisi atmosfer dan temperatur eksoplanet menjadi modal awal
untuk mendeteksi objek ini. Informasi tersebut bisa didapatkan melalui simulasi
spektrum atmosfer eksoplanet.
Aspek fundamental dalam atmosfer planet adalah struktur termal vertikal. Struktur
termal ini merupakan hasil dari berbagai proses yang terjadi di atmosfer. Melalui
model analitis radiatif-konvektif (1-dimensi), struktur termal atmosfer planet dapat
diperkirakan. Sebuah model (vertikal) 1-dimensi dapat memberikan estimasi profil
temperatur rata-rata global suatu planet serta gambaran umum mengenai
mekanisme fisis yang terjadi dibalik profil termal tersebut.
Dalam Tugas Akhir ini simulasi spektrum dilakukan untuk atmosfer eksoplanet
kebumian di sekitar bintang kelas M. Data temperatur, tekanan, dan mixing ratio
yang digunakan merupakan hasil normalisasi yang dilakukan oleh program
Kasting. Output dari program Kasting inilah yang kemudian digunakan sebagai
input untuk program LBLRTM (Line-By-Line Radiative Model). LBLRTM
selanjutnya digunakan untuk menghitung spektrum resolusi tinggi dari planet.
Melalui pemodelan diketahui bahwa spektrum bintang induk dan kelimpahan
molekul memengaruhi profil termal dan kelimpahan molekul yang dihasilkan.
Spektrum eksoplanet yang dihasilkan menunjukkan adanya absorpsi beberapa
molekul penanda kehidupan (biomarkers)