2008 TA PP KARLINA 1-COVER.pdf
2008 TA PP KARLINA 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP KARLINA 1-BAB 2.pdf
2008 TA PP KARLINA 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP KARLINA 1-BAB 4.pdf
2008 TA PP KARLINA 1-BAB 5.pdf
2008 TA PP KARLINA 1-BAB 6.pdf
2008 TA PP KARLINA 1-PUSTAKA.pdf
Sungai Citarum merupakan salah satu sungai di Jawa Barat yang dimanfaaatkan untuk berbagai keperluan untuk kesejahteraan manusia. Namun, seiring dengan waktu, pertumbuhan industri dan jumlah penduduk telah meningkatkan beban limbah industri dan domestik di Sungai Citarum dan menyebabkan Sungai Citarum tercemar. Limbah domestik sebagai penyumbang pencemaran Sungai yeng terbesar adalah timbulan sampah. Hal ini menyebabkan aliran sungai menjadi terhambat dan menimbulkan banjir. Sedangkan penyumbang pencemaran sungai terbesar dari segi limbah industri adalah pembuangan limbah berbahaya dan beracun yang langsung ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu. Di lain pihak, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan pengerukan Sungai Citarum untuk mengantisipasi banjir yang disebabkan penurunan muka air sungai. Kebijakan ini justru menimbulkan masalah lain berupa penumpukan sedimen hasil pengerukan di sepanjang bantaran sungai yang volumenya semakin hari semakin besar. Sedimen hasil pengerukan inilah yang dimanfaatkan masyarakat untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan untuk dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai. Dari hasil penelitian terhadap sedimen Sungai Citarum yang dimanfaatkan sebagai media tanam, diketahui bahwa tanaman mengandung logam berat dengan konsentrasi logam berat Cd di kangkung mencapai 0,08-1,78 mg/kg berat kering, konsentrasi logam berat Cr di kangkung mencapai 1,05-3,99 mg/kg berat kering dan konsentrasi logam berat Cu di kangkung mencapai 5,10-8,00 mg/kg berat kering. Konsentrasi logam berat Cd di bayam mencapai 0,10-2,29 mg/kg berat kering, konsentrasi logam berat Cr di bayam mencapai 1,36-5,19 mg/kg berat kering dan konsentrasi logam berat Cu di bayam mencapai 5,38-9,00 mg/kg berat kering. Dengan menggunakan analisa korelasi diperoleh bahwa logam berat yang berasal dari sedimen yang dijadikan sebagai media tanam dapat masuk ke dalam tanaman dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi di sedimen itu sendiri.
Perpustakaan Digital ITB