Indonesia menetapkan target bauran energi primer dari energi baru terbarukan
(EBT) mencapai 25% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Namun pada
tahun 2023, bauran energi primer dari EBT baru mencapai 13,29%. Salah satu
potensi EBT yang dapat dimanfaatkan adalah energi arus laut, terutama di perairan
Labuan Bajo yang merupakan pertemuan Selat Linta dan Selat Molo yang memiliki
kecepatan arus melebihi satu meter per detik. Penelitian ini bertujuan untuk
memetakan distribusi spasial energi arus laut di perairan Labuan Bajo, menentukan
lokasi yang optimum untuk penempatan turbin arus laut di perairan Labuan Bajo,
serta menganalisis variabilitas energi arus laut selama satu tahun pengamatan. Data
yang digunakan meliputi data kecepatan arus permukaan dari High Frequency (HF)
Radar dan data elevasi muka air laut dari stasiun pasang surut Labuan Bajo.
Pengukuran HF Radar memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk
mendapatkan nilai kecepatan arus permukaan. Metode yang digunakan adalah
analisis harmonik data elevasi dan kecepatan arus untuk mendapatkan amplitudo
dan fase. Titik potensial ditentukan melalui perhitungan persentase jumlah kejadian
arus yang melebihi syarat batas cut-in speed turbin. Perairan Labuan Bajo memiliki
tipe pasang surut campuran condong ganda. Kecepatan arus meningkat ketika
kondisi menuju pasang dan menuju surut, sedangkan melemah saat pasang dan
surut. Persentase jumlah kejadian arus melebihi cut-in speed turbin di titik potensial
mencapai 71,33%. Arus di titik potensial didominasi oleh arus pasang surut dengan
pola arus bergerak bolak balik ke selatan dan utara perairan. Variabilitas energi arus
laut di titik potensial memiliki rata-rata kecepatan paling besar pada bulan Januari
sebesar 0,84 m/s dan nilai arus maksimum mencapai 1,992 m/s. Nilai rapat daya
rata-rata maksimum di titik potensial terjadi pada bulan Januari mencapai 0,3056
kW/m2 dan rapat daya maksimum mencapai 4,05 kW/m2.
Perpustakaan Digital ITB