ABSTRAK Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Althaf Fauziyah Moeslim
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  wiwit.ari
» Gedung UPT Perpustakaan
Kegagalan pada sistem elektronik adalah tantangan PT N sebagai perusahaan rintisan lokal
pengembang perangkat elektronik yang sudah menjangkau pasar internasional. Semua risiko
kegagalan produk dapat terjadi setelah dikirimkan dari PT N sampai pelanggan misalnya
kerusakan akibat pengiriman, kesalahan penggunaan produk, atau kebiasaan dari pelanggan
yang mengakibatkan kerusakan. Hal ini ditangani oleh PT N dalam proses Return
Merchandise Authorization (RMA). Akan tetapi, proses RMA belum sepenuhnya terstruktur
karena masih bersifat case-based yaitu dependen terhadap masalah atau pelanggan yang
sedang ditangani. Hal tersebut diindikasikan dengan proses troubleshooting saat merespons
keluhan pelanggan menghabiskan waktu yang cukup panjang dan bersifat back-and-forth.
Selain itu, tidak terdapat panduan dalam menyusun dokumentasi penanganan failure pada
produk saat proses failure analysis (FA Report).
Penelitian ini mengusulkan suatu metode penentuan lokasi failure berbasis kriteria fungsi
dan struktur modul produk untuk mendukung traceability dari keluhan pelanggan dalam
penyusunan FA Report. Penelitian diawali dengan pengumpulan riwayat keluhan pelanggan
dalam bentuk indikasi masalah produk, pemetaan arsitektur produk menggunakan Function-
Structure Map (FSM) sebagai input tahap selanjutnya yaitu penentuan lokasi failure. Adanya
variasi pemahaman terhadap keluhan pelanggan dapat memicu subjektivitas sehingga
multikriteria digunakan untuk mendukung penentuan lokasi failure. Evaluasi kriteria berupa
kegagalan fungsi yang relevan dengan indikasi masalah dilakukan menggunakan Best-Worst
Method (BWM), sedangkan evaluasi alternatif berupa struktur modul dilakukan
menggunakan Technique for Order Preference by Similarity (TOPSIS).
Metode penentuan lokasi failure berbasis kriteria fungsi dan struktur modul menghasilkan
diagram FSM sebagai pemetaan arsitektur produk, urutan struktur modul yang berpotensi
sebagai lokasi failure dari indikasi masalah, dan struktur usulan FA Report. Urutan struktur
modul yang digunakan pada proses troubleshooting sebagai alur pertanyaan dan berfungsi
sebagai panduan dalam merumuskan pernyataan masalah pada FA Report melalui langkah
diagnostik masalah. FA Report disusun melalui format yang konsisten untuk setiap jenis
masalah yaitu terdapat pernyataan masalah, resolusi, dan langkah preventif.
Perpustakaan Digital ITB