digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Dalam mewujudkan visi dan misinya serta mendukung pemenuhan kelistrikan nasional, PT PLN (Persero) perlu didukung oleh manajemen rantai pasok. Dalam pengelolaan vendor, evaluasi kinerja vendor di PT PLN (Persero) belum dilakukan secara optimal. Berdasarkan data historis tahun 2023–2024 yang bersumber dari sistem e-Procurement PLN, Laporan Evaluasi Kinerja Vendor, serta wawancara dengan Bidang Manajemen Vendor Divisi Manajemen Rantai Pasok PT PLN (Persero), persentase evaluasi kinerja vendor masih sangat rendah dibandingkan dengan total jumlah vendor. PT PLN (Persero) memiliki 12.383 vendor, namun evaluasi kinerja baru dilakukan terhadap 2,15% dari total keseluruhan vendor. Penyebab tidak optimalnya pelaksanaan evaluasi kinerja vendor adalah karena pada kondisi saat ini sistem evaluasi kinerja vendor masih bersifat terdesentralisasi, dengan kriteria dan indikator evaluasi yang belum distandarkan antar jenis pekerjaan. Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi kinerja tersebut, strategi pembinaan vendor juga belum dirumuskan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem penilaian kinerja vendor serta perancangan strategi pembinaan vendor berdasarkan nilai kinerja vendor di PT PLN (Persero). Pendekatan penelitian ini dilakukan dengan memetakan model eksisting, mengidentifikasi kelemahan serta akar permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan akan diperbaiki melalui pengembangan berdasarkan model acuan. Pengembangan sistem penilaian kinerja vendor dilakukan dengan menetapkan kriteria dan sub-kriteria. Terdapat 7 kriteria dan 15 sub kriteria pada pengembangan sistem penilaian kinerja vendor dimana seluruh kriteria dan sub kriteria tersebut sudah dilakukan validasi model yang konsensus. Pada sistem penilaian kinerja, bobot terbesar ada pada kriteria Kualitas sebesar 23%, disusul dengan kriteria Delivery dengan bobot sebesar 21%, K3L 13%, Sanksi dan Layanan Purna Jual 12%, Inovasi 10%, dan Informasi 9%. ii Pendekatan yang dilakukan untuk pengembangan strategi pembinaan vendor adalah dengan kategorisasi yang dilakukan dengan menggunakan matriks model Govindan, K., dkk (2023), yang kemudian dari matriks 4 kuadran dikembangkan menjadi matriks 3 dimensi dengan 8 oktan dimana sumbu x adalah nilai spend untuk penyedia tersebut, sumbu y adalah nilai kinerja penyedia, dan sumbu z adalah rating keuangan. 5. Berdasarkan hasil validasi model strategi pembinaan vendor, terdapat 8 oktan atau kategori area dimana masing-masing oktan ditentukan strategi pembinaan vendor meliputi long-term collaboration, compensation, supplier switching, supplier development, dan economic improvement. Pada 8 oktan atau kategori area juga dilakukan prioritasisasi terhadap pembinaan vendor dengan melihat nilai kinerja yang rendah sebagai prioritas utama pembinaan, kemudian berdasarkan nilai spend yang tinggi dan terakhir rating keuangan yang masih rendah. Selanjutnya, berdasarkan sistem penilaian kinerja vendor yang dikembangkan, dilakukan penilaian kinerja meliputi 7 vendor pada pengadaan cubicle, 20 vendor pada pengadaan cable power, 20 vendor pada pengadaan tiang, 7 vendor pada pengadaan kwh meter, 4 vendor pada pengadaan SUTET, 48 vendor pada pengadaan trasmisi, dan 64 vendor pada pengadaan gardu induk. Berdasarkan hasil penilaian, dapat dilihat pada kriteria-kriteria mana yang menjadi kelemahan dalam performa vendor, sehingga dapat menjadi fokus pembinaan untuk memperbaiki kinerja vendor. Sebanyak 32% dari total vendor yang masih terdapat peluang perbaikan kinerja. Adanya penilaian dengan menggunakan TODIM dapat mengubah kategorisasi dan strategi pembinaan vendor jika dibandingkan dengan histori nilai kinerja vendor.