Industri otomotif Indonesia telah menjadi penopang utama sektor manufaktur tanah air. Lebih jauh lagi, seiring dengan peningkatan PDB per kapita, Indonesia beralih dari pusat produksi kendaraan yang murni berorientasi ekspor (khususnya untuk kawasan Asia Tenggara) menjadi pasar penjualan mobil (domestik) yang besar. Pada saat yang sama, peningkatan produksi dan penggunaan kendaraan secara signifikan meningkatkan konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca. Sejak 2012, sektor transportasi, termasuk industri otomotif, menjadi konsumen energi final tertinggi dan mobil penumpang merupakan sumber utama emisi CO2 di sektor transportasi jalan raya. Mengembangkan kendaraan listrik dipercaya sebagai solusi yang mungkin untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca, meningkatkan kualitas udara, dan mengurangi ketergantungan pada minyak.
Karena Indonesia berencana untuk beralih ke era kendaraan listrik sesuai Perpres No. 55/2019. Banyak merek OEM mulai mengembangkan produk dan menjual Kendaraan Listrik mereka. PT. LIS, perusahaan otomotif Indonesia yang bertanggung jawab atas R and D merek
“LIS” di Indonesia, juga ingin memanfaatkan peluang ini. Namun berdasarkan data penjualan 2019-2021, pangsa pasar kendaraan listrik merek “LIS” hanya 0,3% dari total pasar EV.
Penelitian ini membahas tentang pengembangan produk baru kendaraan listrik berbasis baterai dan bertujuan untuk mengidentifikasi atribut apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen Indonesia, serta kombinasi atribut yang perlu dianalisis menjadi preferensi utama konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing inovasi produk merek “LIS” terhadap kendaraan listrik. Survei Choice-Based Conjoint dilakukan dengan menggunakan metode Pairwise Rankings of all possible Alternatives (PAPRIKA) menggunakan perangkat lunak 1000minds untuk menentukan bobot preferensi yang mewakili kepentingan relatif dari enam atribut kendaraan listrik berbasis baterai. Analisis klaster dilakukan untuk mengidentifikasi klaster peserta dengan bobot yang sama. ANOVA digunakan untuk menilai perbedaan karakteristik individu berdasarkan cluster. Sampel penelitian termasuk 313 peserta; 52,1% perempuan, 60,4% berumur 25-40 tahun, berdomisili di wilayah Indonesia. Faktor dominan konsumen Indonesia dalam preferensi saat membeli kendaraan listrik berbasis baterai adalah: peringkat keandalan dan keamanan (23,0%). Selanjutnya atribut lainnya adalah harga beli (21,0%), model kendaraan (18,3%), waktu pengisian (15,1%), jarak tempuh (13,6%), dan yang terakhir adalah kecepatan maksimum (8,9%). Tiga klaster atau segmen berhasil diidentifikasi: Pertama adalah segmen “price-sensitive”, dengan 142 anggota atau 45,4% dari total peserta. Kedua, segmen “premium” dengan 101 anggota atau 32,3% peserta. Terakhir adalah segmen “valueseeker”, dengan 70 anggota atau 22,3% dari total peserta.
Perpustakaan Digital ITB