digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Diandra Lamees [17021044]
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Sebagai seorang Tionghoa Indonesia generasi ketiga dari keluarga Totok, penulis merasa terasing dari budaya Tionghoa. Penulis mencoba membongkar aspek alienasi ini dengan menelusuri kembali perayaan Imlek melalui wawancara dengan ibu penulis dan bertanya tentang benda-benda yang hanya muncul saat Imlek. Di sini, penulis mencoba mererpresentasikan imlek melalui karya keramik dan membangun konfigurasi tanda untuk menampilkan narasi imlek yang penulis mau. Penulis membuat kembali artefak imlek menggunakan medium keramik. Hal ini merupakan representasi tiga rangkaian kegiatan utama Imlek: penghormatan leluhur, makan-makan, dan pemberian angpao. Bentuk artefak yang penulis buat tidak dimaksudkan meniru sempurna, justru penulis memang ingin membuat objek versi penulis sendiri yang berbeda dari ideal. Imlek yang menurut penulis sekadar formalitas direpresentasikan dengan found object foto dan plastik yang menutupi meja. Foto menunjukkan suasana ideal versi penulis yang belum pernah dialami, sementara plastik menciptakan kekaburan antara angan dan kenyataan. Dua hal berbeda ini merupakan ketegangan realitas yang diinginkan dan ideal dari imlek menurut penulis. Semua hal ini digabungkan dalam bentuk karya instalasi yang berjudul “Upacara Imlek Versiku” Melalui karya ini, penulis menyadari bahwa selama ini penulis hanya menjalankan Imlek tanpa memaknai. Setelah membuat, penulis merasa sedikit mengetahui tentang upacara imlek walau tetap merasa jauh dengannya karena penulis tidak memiliki kapabilitas mengubah apa pun untuk sekarang. Penciptaan karya ini menjadi usaha untuk memahami kebingungan penulis dengan identitas penulis sebagai seorang Tionghoa.