Abstrak
Terbatas  Nugi Nugraha
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Nugi Nugraha
» Gedung UPT Perpustakaan
Sungai Cikapundung, yang merupakan anak daerah aliran sungai (DAS) utama dari Sungai
Citarum di Bandung, Indonesia, menghadapi tantangan kualitas air akibat limbah domestik,
industri, dan pertanian. Studi ini mengevaluasi efektivitas keanekaragaman plankton sebagai
bioindikator kualitas air dengan menganalisis keanekaragaman, kelimpahan, dan distribusi
fitoplankton dan zooplankton di lima titik pengambilan sampel sepanjang sungai. Parameter
kualitas air—termasuk pH, oksigen terlarut (DO), total padatan terlarut (TDS), total padatan
tersuspensi (TSS), nitrat, dan fosfat—diukur untuk menentukan korelasinya dengan komunitas
plankton. Analisis statistik menunjukkan adanya korelasi signifikan antara parameter kualitas
air dengan keanekaragaman dan kelimpahan plankton. Studi ini menemukan bahwa TDS
(r=0,8354 untuk kelimpahan, r=0,7871 untuk keanekaragaman) dan ortofosfat (r=0,7415 untuk
kelimpahan, r=0,7923 untuk keanekaragaman) merupakan parameter yang paling berkorelasi
positif kuat dengan komunitas plankton, sedangkan kecepatan aliran air (r=-0,9432 untuk
kelimpahan, r=-0,9230 untuk keanekaragaman) menunjukkan korelasi negatif terkuat, yang
mengindikasikan dampak signifikan terhadap distribusi plankton. DO menunjukkan korelasi
positif dengan plankton, yang memperkuat perannya dalam mendukung kehidupan akuatik,
sementara TSS memiliki korelasi negatif lemah, kemungkinan karena berkurangnya penetrasi
cahaya yang memengaruhi fotosintesis. pH dan nitrat menunjukkan korelasi positif lemah,
yang mengindikasikan pengaruh yang lebih kecil namun tetap relevan. Berdasarkan klasifikasi
indeks keanekaragaman, Sungai Cikapundung termasuk dalam kategori tercemar sedang.
Temuan ini menyoroti kegunaan plankton sebagai bioindikator dan menekankan perlunya
strategi pengelolaan air yang terintegrasi untuk meningkatkan kesehatan sungai.
Perpustakaan Digital ITB