Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket 3 (Paiton-Besuki) menjadi
bagian Proyek Strategis Nasional yang termasuk dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa.
Pada proses pembangunan jalan tol, seringkali menghadapi tantangan terkait kondisi
tanah dasar dan material timbunan yang tersedia. Tanah lunak cenderung memiliki
banyak permasalahan baik dari segi penurunan maupun stabilitasnya. Salah satu
metode yang digunakan untuk mengatasi tanah lunak adalah timbunan preloading.
Masa tunggu timbunan preloading yang relatif lama berpotensi menyebabkan
keterlambatan penyelesaian konstruksi yang berkorelasi dengan betambahnya biaya
operasional pelaksanaan konstruksi. Penggunaan material batuan yang ada di
lapangan diperkirakan dapat mempercepat waktu tunggu penurunan tersebut. Hasil
dari perbandingan penurunan timbunan menggunakan software yaitu berdasarkan
lapisan tanah pada studi tesis, lapisan pertama pada kedalam 0~3m merupakan lapisan
lempung berpasir dengan nilai konsistensi N-SPT = 5, lapisan kedua pada kedalaman
3~5m merupakan lapisan tanah lempung lunak dengan nilai konsistensi N-SPT = 1
dan pada lapisan kedalaman 5~30m merupakan lapisan tanah lempung keras dengan
nilai konsistensi N-SPT = 14~50. Hasil penurunan yang terjadi pada hari ke 257 di
lapangan berdasarkan pembacaan settlement plate adalah sebesar 0.575m sedangkan
hasil penurunan pada analisis PLX 2D untuk batuan sebesar 0.576m dan CBM sebesar
0,569m. Selain itu, pada kondisi U90%, material timbunan menggunakan batuan membutuhkan waktu selama 234 hari, dimana apabila menggunakan material
timbunan CBM membutuhkan waktu selama 274 hari. Terdapat selisih 40 hari dimana
hal tersebut menunjukkan material batuan menghasilkan nilai penurunan yang lebih
cepat. Peninjauan dari nilai perubahan Pore Water Pressure (PWP), pada elv 5.3m,
3.3m dan 1.3m memiliki nilai PWP yang hampir sama dengan hasil pengamatan
piezometer pada elevasi 5.3 m, dimana pola tekanan PWP yang sama akan meningkat
pada setiap tahap penimbunan dan akan mengalami penurunan pada tahap akhir masa
tunggu penimbunan.
Perpustakaan Digital ITB