digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket 3 (Paiton-Besuki) menjadi bagian Proyek Strategis Nasional yang termasuk dalam jaringan Jalan Tol Trans Jawa. Pada proses pembangunan jalan tol, seringkali menghadapi tantangan terkait kondisi tanah dasar dan material timbunan yang tersedia. Tanah lunak cenderung memiliki banyak permasalahan baik dari segi penurunan maupun stabilitasnya. Salah satu metode yang digunakan untuk mengatasi tanah lunak adalah timbunan preloading. Masa tunggu timbunan preloading yang relatif lama berpotensi menyebabkan keterlambatan penyelesaian konstruksi yang berkorelasi dengan betambahnya biaya operasional pelaksanaan konstruksi. Penggunaan material batuan yang ada di lapangan diperkirakan dapat mempercepat waktu tunggu penurunan tersebut. Hasil dari perbandingan penurunan timbunan menggunakan software yaitu berdasarkan lapisan tanah pada studi tesis, lapisan pertama pada kedalam 0~3m merupakan lapisan lempung berpasir dengan nilai konsistensi N-SPT = 5, lapisan kedua pada kedalaman 3~5m merupakan lapisan tanah lempung lunak dengan nilai konsistensi N-SPT = 1 dan pada lapisan kedalaman 5~30m merupakan lapisan tanah lempung keras dengan nilai konsistensi N-SPT = 14~50. Hasil penurunan yang terjadi pada hari ke 257 di lapangan berdasarkan pembacaan settlement plate adalah sebesar 0.575m sedangkan hasil penurunan pada analisis PLX 2D untuk batuan sebesar 0.576m dan CBM sebesar 0,569m. Selain itu, pada kondisi U90%, material timbunan menggunakan batuan membutuhkan waktu selama 234 hari, dimana apabila menggunakan material timbunan CBM membutuhkan waktu selama 274 hari. Terdapat selisih 40 hari dimana hal tersebut menunjukkan material batuan menghasilkan nilai penurunan yang lebih cepat. Peninjauan dari nilai perubahan Pore Water Pressure (PWP), pada elv 5.3m, 3.3m dan 1.3m memiliki nilai PWP yang hampir sama dengan hasil pengamatan piezometer pada elevasi 5.3 m, dimana pola tekanan PWP yang sama akan meningkat pada setiap tahap penimbunan dan akan mengalami penurunan pada tahap akhir masa tunggu penimbunan.