digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Sanitasi aman merupakan kebutuhan pokok untuk lingkungan sehat, namun Indonesia masih menghadapi tantangan dengan hanya 10,16% penduduk yang memiliki akses sanitasi aman per 2023. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) keenam menargetkan layanan sanitasi berkelanjutan bagi semua pada 2030. Pemerintah Indonesia berkomitmen mencapai 90% akses layak, termasuk 15% akses aman pada tahun 2024, dan 100% akses layak dengan 30% akses aman serta 0% Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada tahun 2030. Shit Flow Diagram (SFD) digunakan sebagai alat visual untuk mengidentifikasi aliran dan nasib kotoran, serta titik kegagalan sistem. Penelitian ini membandingkan SFD Lite (berdasarkan data sekunder) dan Intermediate SFD (data sekunder dan primer dari hasil wawancara pemangku kepentingan). Hasil menunjukkan persentase pengelolaan sanitasi aman yang bervariasi: Kab. Kediri (0%), Kab. Barito Utara (28%), Kab. Manggarai Barat (78%), Kab. Lampung Selatan (51%), Kab. Grobogan (47%), dan Kab. Manggarai (88%). Titik kegagalan utama meliputi lumpur tinja yang tidak tertampung atau tidak dikosongkan, pembuangan langsung ke lingkungan, serta fasilitas pengolahan yang tidak berfungsi optimal. Studi ini menemukan bahwa kepadatan penduduk yang tinggi cenderung memiliki akses BABS yang lebih rendah namun tantangan pada pengelolaan sanitasi setempat (onsite) dan sanitasi terpusat (offsite) yang belum aman, sedangkan kapasitas fiskal tinggi tidak selalu menjamin sanitasi aman.