digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

BAB 1 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan


Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan sistem pemompaan air sump pada tambang terbuka batubara PT XYZ dengan membandingkan dua skenario arah pemompaan. Data curah hujan harian diolah menjadi data akumulasi pada interval 2, 4, 7, 14 hari dan bulanan untuk memahami karakteristik curah hujan di lokasi penelitian. Melalui analisis statistik deskriptif terhadap data curah hujan bulanan, dipilih tiga kondisi utama: persentil ke-75 (P75) sebagai kondisi operasional normal, persentil ke-90 (P90) untuk beban puncak, dan curah hujan maksimum sebagai kejadian ekstrem yang menjadi dasar perhitungan kebutuhan pemompaan. Metodologi penelitian melibatkan perhitungan kebutuhan pompa, konsumsi bahan bakar, dan biaya kapital pipa berdasarkan dua skenario pemompaan: Skenario 1 mengalirkan air dari Sump 1, 2, dan 3 ke Settling Pond 01 serta Sump 4 dan 5 ke Settling Pond 02; Skenario 2 mengalirkan Sump 3 dan 5 ke Settling Pond 02 dan Sump 1, 2, dan 4 ke Settling Pond 01. Evaluasi dilakukan untuk menilai efisiensi teknis dan biaya pada ketiga kondisi curah hujan tersebut. Hasil menunjukkan bahwa Skenario 1 lebih efisien secara teknis, dengan kebutuhan jumlah pompa dan jam operasi yang lebih rendah, sehingga cocok apabila prioritas utama adalah minimasi beban kerja peralatan. Namun, dari sisi biaya operasional dan konsumsi bahan bakar, Skenario 2 terbukti lebih hemat, dengan penghematan biaya operasional sebesar 5–10% dan pengurangan konsumsi bahan bakar per jam sekitar 5–8%, terutama pada kondisi beban puncak dan hujan maksimal. Oleh karena itu, pilihan skenario terbaik perlu mempertimbangkan prioritas antara efisiensi teknis dan efisiensi biaya dalam pengelolaan sistem pemompaan tambang.