BAB 1 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Gaitsa Farah Zahira Putri
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian ini bertujuan mengoptimalkan sistem pemompaan air sump pada
tambang terbuka batubara PT XYZ dengan membandingkan dua skenario arah
pemompaan. Data curah hujan harian diolah menjadi data akumulasi pada interval
2, 4, 7, 14 hari dan bulanan untuk memahami karakteristik curah hujan di lokasi
penelitian. Melalui analisis statistik deskriptif terhadap data curah hujan bulanan,
dipilih tiga kondisi utama: persentil ke-75 (P75) sebagai kondisi operasional
normal, persentil ke-90 (P90) untuk beban puncak, dan curah hujan maksimum
sebagai kejadian ekstrem yang menjadi dasar perhitungan kebutuhan pemompaan.
Metodologi penelitian melibatkan perhitungan kebutuhan pompa, konsumsi bahan
bakar, dan biaya kapital pipa berdasarkan dua skenario pemompaan: Skenario 1
mengalirkan air dari Sump 1, 2, dan 3 ke Settling Pond 01 serta Sump 4 dan 5
ke Settling Pond 02; Skenario 2 mengalirkan Sump 3 dan 5 ke Settling Pond 02
dan Sump 1, 2, dan 4 ke Settling Pond 01. Evaluasi dilakukan untuk menilai
efisiensi teknis dan biaya pada ketiga kondisi curah hujan tersebut.
Hasil menunjukkan bahwa Skenario 1 lebih efisien secara teknis, dengan kebutuhan
jumlah pompa dan jam operasi yang lebih rendah, sehingga cocok apabila prioritas
utama adalah minimasi beban kerja peralatan. Namun, dari sisi biaya operasional
dan konsumsi bahan bakar, Skenario 2 terbukti lebih hemat, dengan penghematan
biaya operasional sebesar 5–10% dan pengurangan konsumsi bahan bakar per jam
sekitar 5–8%, terutama pada kondisi beban puncak dan hujan maksimal. Oleh
karena itu, pilihan skenario terbaik perlu mempertimbangkan prioritas antara
efisiensi teknis dan efisiensi biaya dalam pengelolaan sistem pemompaan tambang.
Perpustakaan Digital ITB