BAB 1 Samuel Sharon Sembiring
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Samuel Sharon Sembiring
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Samuel Sharon Sembiring
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Samuel Sharon Sembiring
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Samuel Sharon Sembiring
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Samuel Sharon Sembiring
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Penerbangan merupakan salah satu sektor yang menghadapi tantangan besar dalam
transisi energi, dengan emisi CO? mencapai 950 juta ton pada tahun 2023 dan
tumbuh sekitar 2,2% per tahun. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah
peningkatan efisiensi mesin jet, yang sangat erat kaitannya dengan kemampuan
komponen untuk bertahan dalam suhu yang lebih tinggi. Paduan entropi tinggi
(HEA) seperti Al0,75CoCrCuFeNi dinilai berpotensi menjadi generasi penerus
material bilah turbin jet pesawat, namun ketahanan oksidasinya masih perlu
ditingkatkan. Penggunaan coating berbasis aluminium menjadi solusi pilihan
karena Al memiliki laju pertumbuhan oksida paling lambat. Saat ini sedang
dikembangkan pula teknik slurry coating untuk pelapisan aluminium yang lebih
sederhana, ekonomis, dan ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk
mempelajari struktur mikro, kinetika, mekanisme difusi, serta perkiraan sifat dari
hasil slurry coating aluminium pada paduan Al0,75CoCrCuFeNi.
Percobaan dimulai dari peleburan paduan Al0,75CoCrCuFeNi menggunakan electric
arc furnace, dilanjutkan dengan homogenisasi dan pemotongan menjadi sampel
kupon. Slurry dibuat dengan polyvinyl alcohol dan air distilasi dengan rasio 1:10,
serta penambahan serbuk aluminium 20%wt. Proses coating dilakukan dengan
metode immerse, yaitu menuangkan slurry ke kupon pada wadah boat keramik.
Diffusion heat treatment dilakukan dengan variasi waktu 1, 2, 4, dan 8 jam serta
variasi temperatur 600, 700, 800, dan 900oC, setelah pre-heating 1 jam di 400oC.
Karakterisasi dilakukan menggunakan Optical Microscope, Scanning Electron
Microscope – Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS), serta Electron Probe
Microanalyzer (EPMA).
Slurry aluminizing pada 600oC tidak menghasilkan coating. Pada 700oC terbentuk
zona difusi ? + Al13M4 dan zona interdifusi ? + Al3(Cu,Ni). Pada 800oC terbentuk
zona difusi ? + Al13M4, zona kaya presipitat Al3(Co,Cu,Ni)2, dan zona interdifusi
Al3(Cu,Ni)2. Pada 900oC terbentuk zona difusi campuran intermetalik dan dua zona
interdifusi dengan komposisi menyerupai paduan entropi sedang dan tinggi.
Kinetika pertumbuhan ketebalan coating didekati dengan persamaan logaritmik,
dengan konstanta laju (k) untuk suhu 700, 800, dan 900oC berturut-turut 97,26;
54,87; dan 27,91 ?m, menandakan adanya pengaruh oksidasi dan keterbatasan
sumber Al. Mekanisme difusi pada 700 dan 800oC didominasi oleh inward diffusion
Al, sedangkan pada 900oC disusul oleh dominasi outward diffusion unsur-unsur
lainnya. Coating pada 700oC memiliki kandungan Al paling besar.
Perpustakaan Digital ITB