digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Surya Perdana Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Surya Perdana Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Surya Perdana Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Surya Perdana Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Surya Perdana Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Surya Perdana Silalahi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Permintaan masyarakat Indonesia terhadap energi listrik yang ramah lingkungan semakin meningkat tahun ke tahun. Namun dalam menyediakan energi listrik masyarakat, ketergantungan akan energi fosil dalam produksi listrik dalam negeri masing tinggi dengan pencemaran lingkungan yang masih buruk. Pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) dengan sistem combined cycle gas turbine (CCGT) memberikan efisiensi produksi listrik berbahan bakan fosil yang tinggi namun lebih ramah lingkungan. Turbin Gas yang digunakan pada pembangkit listrik memiliki temperatur kerja yang relatif tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan material yang memberikan sifat mekanis unggul terutama dalam temperatur tinggi untuk menghindari kegagalan yang terjadi selama masa produksi. Pada saat yang sama, paduan entropi tinggi seperti Al0,75CoCrCuFeNiMo0,4V0,4Ti0,4 menjadi banyak subjek penelitian dikarenakan menawarkan sifat mekanis yang lebih unggul daripada superalloy konvensional. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari potensi paduan Al0,75CoCrCuFeNiMo0,4V0,4Ti0,4 sebagai bahan baku material temperatur tinggi. Penelitian dilakukan dengan melebur paduan Al0,75CoCrCuFeNiMo0,4V0,4Ti0,4 dan kemudian diuji oksidasi menggunakan tanur tabung horizontal dengan temperatur 700, 800 dan 900°C secara isotermal dalam waktu pengujian 1, 9, 25, 49 jam untuk mensimulasikan pemakaian paduan sebagai bahan baku material temperatur tinggi. Sampel hasil oksidasi akan di karakterisasi menggunakan X-ray diffraction (XRD), scanning electron microscope-energy dispersive X-ray spectroscopy (SEM-EDS) pada permukaan dan cross section serta pengujian vickers hardness test. Hasil karakterisasi menunjukkan paduan terdiri fasa yang heterogen. Selain itu, paduan mengalami oksidasi yang masif dalam waktu yang relatif singkat pada temperatur 800°C dan 900°C. Akan tetapi pada temperatur 700°C, sampel terbukti masih optimal dengan oksida yang terbentuk pada bagian permukaan. Pada permukaan sampel, terjadi pembentukan oksida tembaga-molibdenum pada paduan yang pada suatu waktu akan terlepas dan akan dibentuk lagi oleh sampel. Unsur molibdenum pada sampel memiliki kelarutan yang berbeda dengan unsur lain, hal ini dibuktikan dengan adanya daerah yang didominasi oleh molibdenum dan pembentukan oksida molibdenum yang cenderung lebih lama daripada oksida unsur lain. Berdasarkan pengujian kekerasan yang dilakukan pada sampel hasil oksidasi, didapati kenaikan kekerasan sampel pad