Eksplorasi panas bumi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain metode geokimia, geofisika, dan pengeboran. Metode geokimia yang dilakukan antara lain pengambilan sampel tanah, batuan, dan air. Dalam hal ini, salah satu metode geokimia, yaitu hidrogeokimia menjadi salah satu metode yang sering dilakukan dalam eksplorasi awal panasbumi. Beberapa pengujian yang dilakukan dalam hidrogeokimia antara lain uji parameter fisik dan kimia di lapangan, ion chromatography, ICP-MS, dan isotop stabil air tanah. Uji parameter fisik di lapangan mendapatkan nilai TDS, salinitas, pH, temperatur, dan potensi redoks. Uji ion chromatography akan menghasilkan komposisi kation dan anion utama pada air seperti Na+, K+, Ca2+, Mg2+, SO42-, Cl-. Setelah mendapatkan kation dan anion utama, nilai tersebut diplot pada diagram piper untuk mendapatkan karakteristik air. Uji ICP-MS menghasilkan kandungan unsur yang lebih beragam termasuk unsur trace antara lain Li+, B+, Al3+, Mn2+, Fe2+ , Zn2+, As3+, Rb+, Ag2+, Ba2+. Konsentrasi unsur yang dihasilkan dari ICP-MS dapat mengindikasikan sumber reservoir dari sampel yang diambil. Uji isotop air tanah diplot pada grafik δ18O vs δ2H, meteorologic water line dan menyandingkan dengan persamaan Andesitic Water. Berdasarkan analisis ion utama, ditemukan bahwa secara umum ada 3 tipe air, yaitu airtanah dangkal (Ca-HCO3), airtanah yang terpengaruh pertukaran ion (Na-HCO3), air termal (Na-Cl dan CaSO4). Sampel dengan tipe airtanah dangkal antara lain mata air panas di bawah pipa panas bumi, mata air dekat Situ Aul, mata air dingin di Sukaratu, dan mata air dingin di Banjarsari. Lalu, tipe airtanah yang terpengaruh pertukaran ion antara lain mata air panas di Sukaratu dan mata air panas di Kertamanah, dan mata air di Danau Kinceun. Sedangkan, tipe air termal antara lain mata air di Danau Kinceun, mata air panas di Kawah Burung, mata air panas di Cibolang, mata air dingin di Desa Cipanas, mata air dingin di dekat Kawah Wayang, mata air panas di Kawah Wayang, mata air panas di Pejaten, dan mata air panas di Citawa. Hasil kuantifikasi isotop menggunakan metode Two End Member Mixing Model menunjukkan bahwa sebagian besar sampel air panas merupakan mixing air dari reservoir dengan air meteorik. Hasil geotermometer menunjukkan nilai temperatur reservoir dengan rentang 162,40⁰C sampai 238,08⁰C.
Perpustakaan Digital ITB