Ekosistem mangrove di pesisir Desa Kalibuntu, Kabupaten Probolinggo, mengalami degradasi signifikan akibat konversi lahan tambak, eksploitasi berlebihan, dan lemahnya pengelolaan berbasis konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat dengan menganalisis kesenjangan antara kondisi aktual dan ideal dari aspek ekologi, sosial, kelembagaan, dan strategi implementasi.
Pendekatan studi kasus digunakan dengan metode analisis sosial-ekologis. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, kuesioner (n=30), serta analisis citra satelit dan dokumen kelembagaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa garis pantai Kalibuntu mengalami abrasi sejauh 10–30 meter dalam dua dekade terakhir, dan kawasan prioritas rehabilitasi seluas ±40,67 ha didominasi substrat lumpur berpasir dengan salinitas tinggi. Upaya penanaman sebelumnya gagal karena tidak mempertimbangkan parameter biofisik dan teknik rehabilitasi yang sesuai.
Kondisi sosial masyarakat pesisir Kalibuntu mencerminkan tantangan partisipatif yang signifikan. Mayoritas warga berada pada kelompok usia produktif dengan pendidikan SD–SMP dan bergantung pada sektor perikanan serta pertambakan. Tingkat persepsi masyarakat terhadap fungsi mangrove berada dalam kategori sedang (skor rata-rata 32 dari 50), namun partisipasi aktif dalam program rehabilitasi masih rendah (skor rata-rata 7 dari 20). Ketiadaan kelompok kelembagaan formal dan minimnya pelibatan dalam perencanaan menyebabkan pendekatan rehabilitasi cenderung top-down. Meski demikian, 87% responden menyatakan bersedia terlibat jika diberikan pelatihan dan dilibatkan sejak awal.
Dari aspek jasa ekosistem karbon, hasil digitasi spasial menunjukkan bahwa luas kawasan mangrove hasil digitasi gabungan di sekitar pesisir Kalibuntu mencapai 10,97 hektar dengan estimasi simpanan karbon sebesar 1.645,87 ton C. Nilai ini masih berada di bawah nilai ideal yakni 150 ton C/ha, mengindikasikan bahwa kualitas dan kerapatan vegetasi masih rendah. Selain itu, di pesisir desa Kalibuntu sendiri tidak ditemukan vegetasi mangrove, menunjukkan adanya degradasi total di wilayah tersebut yang berimplikasi pada hilangnya fungsi mitigasi karbon secara lokal.
Melalui pendekatan gap analysis, dilakukan perbandingan antara kondisi aktual di Kalibuntu dengan studi kasus rehabilitasi mangrove yang berhasil di wilayah lain untuk mengidentifikasi praktik terbaik (best practices) dan kesenjangan implementatif. Strategi yang dirumuskan dalam penelitian ini berasal dari rancangan sistematis yang telah disusun dalam dokumen draft tesis, meliputi penguatan kapasitas kelembagaan lokal, penerapan metode penanaman berbasis biofisik (sabuk hijau, teknik guludan), peningkatan literasi lingkungan, serta integrasi pendanaan dari CSR dan APBDes. Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan efektivitas, keberlanjutan, dan rasa kepemilikan masyarakat terhadap ekosistem mangrove yang dikelola.
Perpustakaan Digital ITB