Strategi peningkatan daya saing kontraktor kualifikasi besar nasional menjadi isu
strategis dalam merespons dinamika industri konstruksi yang semakin kompetitif,
baik dalam skala domestik maupun global. Sektor konstruksi memiliki kontribusi
yang konsisten terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan rata-rata
kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 10,43%
dalam satu dekade terakhir. Namun demikian, sektor ini juga menghadapi beragam
tantangan struktural, seperti keterbatasan akses pendanaan proyek, tekanan efisiensi
dalam manajemen operasional, ketidakpastian arah kebijakan pemerintah, serta
perubahan dalam struktur pasar. Salah satu perubahan besar adalah berkurangnya
jumlah proyek penugasan langsung dari pemerintah kepada kontraktor BUMN,
yang sebelumnya menjadi andalan utama dalam menjaga keberlangsungan proyek
dan arus kas. Kontraktor besar nasional kini dihadapkan pada kebutuhan untuk
bersaing secara terbuka dengan kontraktor swasta dan perusahaan asing yang
memiliki keunggulan dalam efisiensi biaya, penguasaan teknologi, dan akses
pendanaan global. Oleh karena itu, penyusunan strategi daya saing yang tepat
menjadi sangat relevan dalam menjawab tantangan tersebut. Penelitian ini
dilakukan untuk menyusun rencana strategi dalam rangka meningkatkan daya saing
kontraktor kualifikasi besar nasional melalui analisis mendalam terhadap faktorfaktor
internal dan eksternal yang memengaruhi daya saing perusahaan, serta
berdasarkan refleksi langsung dari pengalaman pelaku industri konstruksi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus
eksploratif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan lima
kontraktor BUMN kualifikasi besar, yaitu PT PP (Persero) Tbk, PT Adhi Karya
(Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk,
dan PT Hutama Karya (Persero). Data sekunder diperoleh dari dokumen resmi
perusahaan, laporan pemerintah, serta tinjauan literatur ilmiah. Seluruh data
dianalisis menggunakan pendekatan SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Strategi kemudian
diformulasikan melalui Matriks TOWS dan dipadukan dengan pendekatan strategi
bersaing generik untuk memperoleh alternatif strategi yang relevan. Selanjutnya,
strategi-strategi tersebut dievaluasi dan diprioritaskan menggunakan Grand
Strategy Matrix, dengan mempertimbangkan posisi kompetitif perusahaan serta
ii
dinamika pertumbuhan sektor konstruksi. Strategi utama kemudian diterjemahkan
secara rinci ke dalam kerangka implementasi berdasarkan Integrated Performance
Management System (IPMS), yang mencakup hasil strategis organisasi, proses
internal, serta daya dukung organisasi.
Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa peningkatan daya saing kontraktor
kualifikasi besar nasional membutuhkan strategi menyeluruh dan terpadu. Pada
dimensi hasil organisasi, strategi diarahkan pada efisiensi pembiayaan proyek
melalui skema pendanaan alternatif, penguatan posisi sebagai pelaksana proyek
dalam skema KPBU dan kerja sama sektor swasta, serta pengembangan layanan
proyek inovatif berbasis kebutuhan pembangunan nasional. Pada dimensi proses
internal, strategi meliputi digitalisasi proses operasional, penerapan konstruksi
modular, optimalisasi aset, serta penguatan sinergi lintas unit usaha. Sementara
pada dimensi daya dukung organisasi, strategi mencakup penguatan kapasitas
sumber daya manusia melalui pelatihan adaptif dan sertifikasi, pengembangan
sistem informasi proyek terintegrasi, serta penyesuaian struktur organisasi agar
lebih fleksibel terhadap perubahan kebijakan dan pembiayaan. Implementasi
strategi ini juga diarahkan pada penguatan hubungan kelembagaan dengan
pemangku kepentingan dan peningkatan kepercayaan melalui kepatuhan terhadap
regulasi dan konsistensi kinerja proyek.
Penelitian ini memberikan sumbangan dalam pengembangan model formulasi dan
implementasi strategi daya saing yang bersifat integratif, dengan menggabungkan
analisis SWOT, TOWS, strategi bersaing generik, dan Grand Strategy Matrix ke
dalam sistem implementasi IPMS. Model ini tidak hanya dapat digunakan oleh
kontraktor BUMN, tetapi juga oleh pelaku lain dalam sektor konstruksi nasional
yang menghadapi tantangan serupa. Kebaruan dari penelitian ini terletak pada
upaya menjembatani kesenjangan antara analisis strategi dan pelaksanaan nyata di
lapangan. Hasil penelitian diharapkan dapat memperluas referensi dalam
pengembangan ilmu manajemen strategis sektor konstruksi dan memberikan arah
penguatan daya saing perusahaan konstruksi nasional secara berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB