Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) adalah strategis dalam
mengurangi deforestasi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar
kawasan hutan. Masyarakat Desa Durian Rambun di Provinsi Jambi telah
melaksanakan PHBM dengan menerapkan skema hutan desa sejak tahun 2011.
Pelaksanaan PHBM di desa ini dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk
dampak perubahan iklim, perubahan kebijakan pemerintah, serta kerusakan hutan.
Dalam situasi ini, masyarakat memiliki kapasitas untuk beradaptasi yang disebut
dengan resiliensi. Kemampuan ini menjadi fondasi penting dalam menjamin
keberhasilan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan.
Penelitian mengenai resiliensi masyarakat ini menggunakan kerangka sistem sosialekologi
(SES) untuk memahami interaksi kompleks antara komponen sosial dan
ekologis dan kerangka resiliensi tri capital untuk menilai tingkat resiliensi
berdasarkan ketersediaan 3 modal, yaitu alam, sosial, dan ekonomi. Penelitian
menggunakan pendekatan kualitatif dengan triangulasi metode seperti wawancara,
observasi, FGD, dan analisis dokumen, yang dianalisis menggunakan content
analysis dan GAP analysis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa sistem SES di
Durian Rambun memperlihatkan pola interaksi yang kompleks namun relatif
sinergis, di mana aktor-aktor lokal seperti Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD),
masyarakat, dan lembaga adat berperan aktif dalam proses pengelolaan yang
didukung oleh peraturan formal, norma adat, serta ditopang oleh keberagaman dan
produktivitas ekosistemnya. Tekanan dan guncangan yang saat ini masih dihadapi
oleh masyarakat di antaranya migrasi, perambahan hutan, kenaikan harga bahan
bakar minyak (BBM), herbisida dan pupuk, hama dan penyakit tanaman, fluktuasi
harga komoditas, dan perubahan iklim.
Interaksi antara modal menghasilkan cara adaptasi masyarakat yang unik misalnya
interaksi antara modal sosial dan ekonomi menghasilkan bentuk-bentuk kerja sama
seperti relasi patron-klien, resiprositas melalui arisan kebun, dan gotong royong.
Interaksi antara modal sosial dan lingkungan mendorong masyarakat untuk
membuat lubuk larangan, peraturan adat, dan peraturan desa yang mengatur
pengelolaan sumberdaya alam. Interaksi antara ekonomi dan lingkungan
memungkinkan masyarakat untuk berganti komoditas yang ditanam dan
menerapkan pola pertanian polikultur sehingga berpeluang mendapatkan sumber
pendapatan yang beragam. Interaksi dari ketiga modal memungkinkan masyarakat
dapat mengakses pendanaan berkelanjutan.
Berdasarkan analisis tricapital, resiliensi masyarakat di Durian Rambun masuk
dalam kategori sedang. Program PHBM di Desa Durian Rambun memiliki dampak
positif dalam penguatan modal sosial dan modal alam, sementara untuk modal
ekonomi belum menunjukkan dampak yang signifikan. Untuk memperkuat
ketahanan sosial-ekologis, strategi penguatan resiliensi difokuskan pada lima aspek
utama: penguatan pengelolaan kawasan melalui kegiatan patroli dan monitoring
kawasan secara berkala dan penguatan penegakan hukum, penguatan kelembagaan
LPHD dan KUPS melalui pelatihan dan memperkuat jejaring eksternal, perluasan
akses modal melalui hibah atau pinjaman dan mencari potensi pendanaan
berkelanjutan, penguatan akses pasar dengan membangun kerjasama usaha dengan
mitra potensial, serta memberikan pelatihan penanganan hama dan penyakit
tanaman dan peningkatan kualitas pasca panen untuk peningkatan produktivitas dan
kualitas komoditas unggulan. Strategi ini diharapkan mampu membangun
ketahanan masyarakat secara lebih adaptif dan berkelanjutan dalam menghadapi
dinamika perubahan lingkungan dan ekonomi.
Perpustakaan Digital ITB