PT Gemilang Optima Lestari (PT GOL) yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat adalah salah satu kontraktor jaringan telko. Belakangan ini, Telkom memiliki kebijakan baru bahwa setiap proyek jaringan telco harus melalui Telkom Akses (TA) sebagai anak perusahaan Telkom. Kebijakan ini berdampak pada semua kontraktor termasuk PT GOL karena pendapatannya turun secara signifikan.
Proyek akhir ini bertujuan untuk lebih mengetahui dampak dari kebijakan ini dan mencari peluang di industri telko dengan mengidentifikasi kondisi eksternal dan internal perusahaan untuk mencapai strategi keuangan yang sesuai. Analisis eksternal dilakukan dengan menggunakan analisis Makroekonomi, Analisis Industri, Analisis PEST, dan Analisis Lima Kekuatan Porter sedangkan analisis internal dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis strategi saat ini. Identifikasi menunjukkan bahwa industri telco memiliki potensi tinggi yang didukung oleh kebijakan pemerintah dengan paket kebijakan ekonomi ke-14. Dengan demikian, sejalan dengan tanggung jawab Telkom untuk mengembangkan anak perusahaannya maka Telkom mengeluarkan kebijakan baru yang memberi hak – hak istimewa kepada anak perusahannya.
Perusahaan dapat meningkatkan jumlah dana yang mereka miliki untuk mengerjakan lebih banyak proyek. Rasio D/E PT GOL adalah 3,55 sedangkan rasio D/A 0,78 sehingga perusahaan tidak dapat menambah hutang. Oleh karena itu, sumber dana yang tersisa adalah menjual saham perusahaan dan kemitraan dengan perusahaan lain / orang. Untuk mendapatkan harga per saham, valuasi dilakukan dengan menggunakan valuasi untuk perusahaan tertutup dari Damodaran. Hasil valuasi adalah Rp 15 juta per saham dan angka ini lebih rendah dari nilai bukunya yaitu Rp 17,8 juta per saham yang disebabkan oleh kebijakan baru tersebut. Untuk mengatasi kerugian ini, perusahaan membutuhkan dana sekitar Rp 1,2 miliar, maka saham yang harus beredar bertambah 81 saham. Jumlah saham yang belum beredar adalah 100 sehingga perusahaan tidak perlu menerbitkan saham baru.
Strategi yang diusulkan adalah mempertahankan dividen dengan menjual saham perusahaan ditambah dengan kemitraan mengingat pencapaian perusahaan baru-baru ini, maka strategi ini tidak mustahil. Perusahaan memiliki kemitraan dengan beberapa orang di tahun 2016 sehingga dana yang paling sedikit diperoleh adalah Rp 150 juta. Untuk berhasil mempertahankan dividen, maka perusahaan perlu mencari 27 orang untuk kemitraan. Terdapat beberapa pilihan bagi perusahaan untuk melakukan diversifikasi yaitu menjadi pemasok material telko, membangun menara BTS, dan mengambil proyek jaringan listrik. Solusi yang disarankan adalah tetap di proyek telko namun mengambil proyek seluruh operator telko tidak hanya dari Telkom Karena perusahaan saat ini keurangan modal dan pengalaman untuk melakukan diversifikasi.
Perpustakaan Digital ITB