digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Jabodetabek yang berkedudukan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang ditetapkan dalam PP Nomor 26 Tahun 2008 telah menyebabkan pesatnya aktivitas pembangunan di berbagai sektor. Kondisi ini berdampak pada meningkatnya laju urbanisasi di kawasan perkotaan Jabodetabek. Tingginya laju urbanisasi di kawasan perkotaan Jabodetabek yang diindikasikan dengan pertambahan jumlah penduduk yang pesat tentunya seiring dengan kebutuhan air. Sementara ketersediaan air semakin terbatas sebagai dampak dari maraknya pembangunan yang telah mengurangi daerah resapan air dan menurunkan kualitas air. Perbandingan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air menunjukkan status daya dukung air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kuantitatif dengan metode analisis daya dukung sumberdaya air, pemanfaatan data spasial berupa peta penggunaan lahan digital skala 1:250.000 dan statistik dari sensus penduduk 2010 menjadi dasar perhitungan. Berdasarkan hasil analisis, wilayah Jabodetabek mengalami defisit pada sebagian wilayahnya dan Kabupaten Bogor merupakan wilayah satu-satunya yang masih mengalami surplus.