Kenaikan harga lahan yang signifikan di kawasan perkotaan dan peri-urban
Yogyakarta telah menjadi isu penting dalam perencanaan wilayah. Kota
Yogyakarta dikenal sebagai kota pendidikan dan pariwisata, yang menyebabkan
tingginya permintaan lahan, terutama di sekitar pusat kota dan kampus-kampus
utama. Selain itu, pembangunan infrastruktur, seperti Bandara Internasional
Yogyakarta di Kulon Progo, turut mendorong lonjakan harga lahan di wilayah
sekitarnya. Fenomena ini menimbulkan tantangan bagi pemerintah dalam
mengendalikan spekulasi lahan dan memastikan ketersediaan lahan yang
berkelanjutan bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola
harga lahan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kawasan Perkotaan dan
Peri-Urban Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah kriging yang bertujuan
untuk melihat pola harga lahan serta regresi linier berganda dengan 16 variabel
bebas yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi harga
lahan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan
pengumpulan data melalui KJPP, scrapping, GIS. Harga lahan yang digunakan
adalah harga kemungkinan transaksi per meter persegi tahun 2024. Hasil analisis
menunjukkan bahwa pola harga lahan tertinggi terdapat di lokasi dengan
aksesibilitas tinggi dan pusat kegiatan utama, seperti Kecamatan Gondokusuman di
Kota Yogyakarta, Kecamatan Depok di Kabupaten Sleman, Kecamatan Temon di
Kabupaten Kulon Progo, serta Kecamatan Banguntapan di Kabupaten Bantul.
Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga lahan mencakup jarak ke
CBD, jarak ke stasiun kereta api, jarak ke bandara, jarak ke fasilitas pendidikan,
jarak ke sarana perdagangan jasa, jarak ke cagar budaya, jarak ke perguruan tinggi,
jarak ke jalan utama, lebar jalan di depan lahan, dilalui kendaraan umum, rencana
pola ruang, luas lahan, dan rawan banjir. Hasil penelitian ini menggarisbawahi
pentingnya kebijakan tata ruang dan pengelolaan aksesibilitas dalam menentukan
nilai lahan. Rekomendasi yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini bahwa
pemerintah perlu mengontrol harga lahan yang sangat tinggi terutama di kawasan
perkotaan dengan membuat berbagai macam kebijakan agar masyarakat menengah
ke bawah dapat memiliki lahan dan rumah untuk tempat tinggal.
Perpustakaan Digital ITB