Pengembangan hidrogel dengan metode sintesis sederhana dan sifat mekanik yang
dapat disesuaikan sangat penting untuk aplikasi perangkat sandang. Di sisi lain,
potensi pati lokal yang kurang dimanfaatkan seperti Canna edulis Ker. sebagian
besar masih belum dieksplorasi. Pati ganyong (PG) dengan kadar amilosa 29,28%
disintesis menjadi hidrogel dengan menambahkan natrium alginat (NA) sebagai
penguat sifat mekanis serta pemuatan carbon dots (CDs) berukuran (180 ± 5) nm
sebagai peningkat konduktivitas. Hidrogel dibuat dalam empat variasi, yaitu
hidrogel PG, PG/NA, PG/CDs, dan PG/NA/CDs menggunakan metode freeze
thaw. Morfologi hidrogel menunjukkan jaringan tiga dimensi dengan struktur
berpori. Penambahan NA dan CDs mengurangi porositas hidrogel. Melalui
spektrum FTIR, gugus fungsi hidrogel sesuai dengan material-material
penyusunnya. Struktur hidrogel yang terbentuk menunjukkan pola difraksi material
semikristal dengan kristalinitas sekitar 26%. Uji termal pada hidrogel menunjukkan
stabilitas termal tertinggi pada hidrogel PG/CDs, kemudian PG, PG/NA/CDs, lalu
PG/NA. Penambahan NA dan CDs mengurangi derajat pengembangan hidrogel
PG. Dari segi mekanik, hidrogel yang mengandung NA mempunyai elastisitas dan
adhesivitas yang lebih tinggi dibanding hidrogel lain. Namun, nilai kuat tekan,
kekerasan, kelenturan, dan kohesivitasnya justru menurun. Berlaku kebalikannya
pada hidrogel PG dan PG/CDs. Berdasarkan sifat listriknya, pemuatan NA dan/atau
CDs dapat meningkatkan kapasitansi dan konduktivitas hidrogel, sedangkan nilai
sensitivitasnya tidak berpengaruh signifikan. Hidrogel berbasis pati ganyong yang
disintesis terbukti memiliki biokompatibilitas dan biodegradabilitas yang baik,
dengan atau tanpa penambahan NA maupun CDs. Dari hasil berbagai uji yang telah
dilakukan, hidrogel PG/NA/CDs memiliki potensi paling tinggi untuk menjadi
bahan perangkat sandang.
Perpustakaan Digital ITB