Carbon dots (CDs) merupakan nanomaterial karbon berukuran sangat kecil dengan sifat larut air,
biokompatibel, fotostabil, serta memiliki toksisitas rendah. Sifat tersebut berpotensi dimanfaatkan
dalam aplikasi bioimaging dan antimikroba. Dalam bidang diagnosis kanker, keterbatasan metode
pencitraan konvensional dalam membedakan jaringan tumor dan jaringan sehat menjadikan
pencitraan fluoresen sebagai pendekatan alternatif yang menjanjikan karena sensitivitas tinggi dan
kemampuan pemantauan secara real-time. CDs memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan
pewarna fluoresen konvensional, termasuk fotostabilitas tinggi, kelarutan baik dalam air, serta
kemudahannya dalam modifikasi permukaan. Selain itu, sifat multifungsional CDs, khususnya
kemampuannya menghasilkan reactive oxygen species (ROS), mendukung aplikasinya dalam bidang
antimikroba. Daun kelor kaya akan senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
karbon berbasis bahan alami (Moringa oleifera Lam.). CDs disintesis melalui metode hidrotermal
dan solvotermal dengan variasi penambahan gugus fungsional, suhu sintesis, dan pelarut. Hasil
karakterisasi menunjukkan CDs memiliki sifat optik dengan emisi yang bergantung pada panjang
gelombang eksitasi. Ukuran partikel berkisar antara 1?11 nm dan cenderung mengecil seiring
peningkatan suhu. Analisis FTIR menunjukkan terbentuknya inti karbon sp² grafit (C=C) dan gugus
fungsional (hidroksil, karboksil, amino), dengan zeta potensial sebesar ?15,5 mV. Uji sitotoksisitas
terhadap sel melanoma B16F10 menunjukkan CDs tidak toksik hingga konsentrasi 1 mg/mL. Uji
bioimaging in vitro menunjukkan CDs terinternalisasi ke dalam sel dan terdistribusi di sitoplasma,
tanpa adanya perbedaan yang signifikan dengan waktu inkubasi (p>0,05). CDs juga menunjukkan
aktivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan ekstrak murninya. Secara keseluruhan, CDs
berbasis daun kelor berpotensi dalam bioimaging sekaligus antimikroba.
Perpustakaan Digital ITB