digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Carbon dots (CDs) merupakan nanomaterial karbon berukuran sangat kecil dengan sifat larut air, biokompatibel, fotostabil, serta memiliki toksisitas rendah. Sifat tersebut berpotensi dimanfaatkan dalam aplikasi bioimaging dan antimikroba. Dalam bidang diagnosis kanker, keterbatasan metode pencitraan konvensional dalam membedakan jaringan tumor dan jaringan sehat menjadikan pencitraan fluoresen sebagai pendekatan alternatif yang menjanjikan karena sensitivitas tinggi dan kemampuan pemantauan secara real-time. CDs memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan pewarna fluoresen konvensional, termasuk fotostabilitas tinggi, kelarutan baik dalam air, serta kemudahannya dalam modifikasi permukaan. Selain itu, sifat multifungsional CDs, khususnya kemampuannya menghasilkan reactive oxygen species (ROS), mendukung aplikasinya dalam bidang antimikroba. Daun kelor kaya akan senyawa bioaktif yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon berbasis bahan alami (Moringa oleifera Lam.). CDs disintesis melalui metode hidrotermal dan solvotermal dengan variasi penambahan gugus fungsional, suhu sintesis, dan pelarut. Hasil karakterisasi menunjukkan CDs memiliki sifat optik dengan emisi yang bergantung pada panjang gelombang eksitasi. Ukuran partikel berkisar antara 1?11 nm dan cenderung mengecil seiring peningkatan suhu. Analisis FTIR menunjukkan terbentuknya inti karbon sp² grafit (C=C) dan gugus fungsional (hidroksil, karboksil, amino), dengan zeta potensial sebesar ?15,5 mV. Uji sitotoksisitas terhadap sel melanoma B16F10 menunjukkan CDs tidak toksik hingga konsentrasi 1 mg/mL. Uji bioimaging in vitro menunjukkan CDs terinternalisasi ke dalam sel dan terdistribusi di sitoplasma, tanpa adanya perbedaan yang signifikan dengan waktu inkubasi (p>0,05). CDs juga menunjukkan aktivitas antimikroba yang lebih baik dibandingkan ekstrak murninya. Secara keseluruhan, CDs berbasis daun kelor berpotensi dalam bioimaging sekaligus antimikroba.