digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Syabina Er Said
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Seiring dengan pertumbuhan lalu lintas udara yang terus meningkat, kepadatan pada landasan pacu telah menjadi sebuah tantangan yang signifikan. Pengetahuan mengenai kapasitas landasan pacu merupakan salah satu faktor penting dalam merencanakan lalu lintas bandar udara secara efektif. Model yang ada saat ini seringkali kesulitan memprediksi kapasitas landasan pacu secara akurat, terutama pada bandar udara dengan operasi pesawat yang beragam (mixed aircraft operations), di mana setiap jenis pesawat memerlukan aturan jarak separasi yang berbeda. Penelitian ini menjawab permasalahan tersebut dengan mengembangkan kerangka simulasi Monte Carlo untuk menguantifikasi kapasitas landasan pacu. Kerangka kerja ini secara khusus menyimulasikan operasi pada landasan pacu tunggal (single-runway), dengan cara membuat jadwal acak untuk sejumlah pergerakan pesawat per jam. Variabel yang diacak dalam jadwal tersebut meliputi waktu kejadian, jenis operasi (lepas landas atau pendaratan), dan tipe pesawat. Terdapat tiga tipe pesawat yang ditinjau, yaitu Kecil, Besar, dan Berat. Distribusi probabilitas seragam (uniform probability distribution) digunakan dalam proses pembangkitan jadwal acak. Jadwal yang telah dibuat kemudian diperiksa berdasarkan aturan separasi. Jika ditemukan adanya konflik, operasi berikutnya akan dikenai skema tunggu (holding scheme) yang sesuai. Selisih waktu antara jadwal operasi dan waktu pelaksanaan aktualnya dihitung sebagai waktu tunda (delay). Untuk setiap skenario jumlah pergerakan pesawat per jam, simulasi dijalankan sebanyak seribu kali. Waktu tunda rata-rata dari seribu simulasi tersebut digunakan untuk mendefinisikan kapasitas landasan pacu, yaitu jumlah maksimum pergerakan pesawat yang menghasilkan waktu tunda rata-rata kurang dari satu menit. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kapasitas landasan pacu adalah 10 pergerakan pesawat per jam. Data ini kemudian divalidasi dengan data operasional dari Bandar Udara Halim Perdanakusuma (HLP). Jumlah maksimum pergerakan pesawat per jam yang beroperasi di HLP terbukti sesuai dengan kapasitas yang diprediksi oleh penelitian ini.