digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Agung Sukma Hardana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Agung Sukma Hardana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Agung Sukma Hardana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Agung Sukma Hardana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Agung Sukma Hardana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Agung Sukma Hardana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Agung Sukma Hardana
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengadaan dan manajemen hambatan produksi untuk memaksimisasi pendapatan PT. Elsewedy Electric Indonesia. Perusahaan ini menghadapi tantangan dalam memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, terutama di sektor energi terbarukan. Tantangan utama perusahaan adalah ketidaksesuaian antara kapasitas produksi saat ini, yang dioptimalkan untuk trafo berkapasitas menengah hingga tinggi, dengan permintaan pasar yang bergeser ke arah trafo yang lebih kecil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur dengan lima pemangku kepentingan: Manajer umum, Kepala Produksi, Manajer Produksi dan Manajer pengadaan dari PT. EEI. Data kuantitatif meliputi data historis produksi, data siklus waktu dari studi MOST (Teknik urutan operasi manyard), dan data mesin atau workspace secara aktual. Analisis SWOT digunakan untuk memetakan strategi pengadaan, dan studi MOST digunakan untuk menghitung waktu siklus waktu produksi dan kapasitas pabrik. Kartu skor berimbang diimplementasikan untuk menyelaraskan kinerja operasional dengan target keuangan jangka panjang. Kartu skor berimbang mencakup empat perspektif, yaitu Keuangan, Pelanggan, Proses internal, dan Pembelajaran & pertumbuhan, dengan total 10 sasaran strategis. Temuan penelitian didapatkan bahwa tahap Oven kering dan pengujian merupakan penghambat atau hambatan pada proses produksi. Kapasitas maksimum bulanan adalah 14 unit atau setara dengan 840 MVA, sedangkan proses belitan dapat memproduksi 19 unit atau setara dengan 1140 MVA. Rekomendasi strategis mencakup penerapan teknologi pengeringan fase uap dapat mengurangi waktu pengeringan hingga 20%, diversifikasi pemasok untuk material pengiriman jangka panjang dengan menambahkan 2–3 vendor baru, menerapkan strategi opsional pembangunan Testbay 3 meningkatkan kapasitas pengujian hingga 30%, dan mengalokasikan kembali 50% produksi ke transformator MV/HV bernilai tinggi, yang diproyeksikan akan meningkatkan output tahunan dari 10.080 MVA menjadi 12.983 MVA. Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dilakukanya perhitungan investasi pada strategi opsional pembangunan Testbay 3 yang baru. Rekomendasi implementasi skenario dibagi menjadi dua tahap: (1) Jangka pendek, termasuk implementasi teknologi pengeringan fase uap, diversifikasi pemasok, dan pelaksanaan realokasi portofolio produk yang efektif, dan (2) Strategi opsional termasuk pembangunan Testbay 3 dengan mempertimbangkan evaluasi strategis dari skenario 1. Dari scenario strategy ini, Kartu skor berimbang memastikan strategi tersebut selaras dengan visi, misi dan target perusahaan dengan terukur secara holistic dari empat aspek yakni keuangan, pelanggan, peningkatan proses dan sumber daya manusia. Semua scenario stratgei bergantung terhadap hasil pengukuran performa perusahaan yang sudah disusun dalam Kartu Skor Berimbang