Studi ini bertujuan untuk mengembangkan strategi pengadaan yang disesuaikan
guna meningkatkan pengendalian biaya untuk material habis pakai di SBU
Aerostructure PT Dirgantara Indonesia. Pada tahun 2024, unit tersebut mencatat
adanya peningkatan biaya, yang menunjukkan adanya peluang untuk meningkatkan
efisiensi dalam proses pengadaan. Tekanan biaya ini terkait dengan praktik
pengadaan konvensional yang ditandai oleh hubungan pemasok yang bersifat
transaksional dan pendekatan seragam dalam manajemen pemasok. Untuk
mengatasi hal tersebut, studi ini menerapkan metode segmentasi material dan
pemasok guna merumuskan strategi pengadaan yang lebih strategis dan
terdiferensiasi.
Material habis pakai diklasifikasikan ke dalam empat kategori berdasarkan risiko
pasokan dan dampak terhadap keuntungan: strategis (12 item), leverage (8 item),
bottleneck (34 item), dan non-kritis (26 item). Secara paralel, 37 pemasok
disegmentasikan ke dalam empat tipe berdasarkan kapabilitas dan kemauan mereka
untuk berkolaborasi, yang terdiri dari 15 pemasok Tipe 4, 5 Tipe 3, 4 Tipe 2, dan
13 Tipe 1. Klasifikasi ini menekankan pentingnya pendekatan keterlibatan pemasok
yang disesuaikan.
Kombinasi segmentasi material dan pemasok menghasilkan 16 segmen pengadaan
yang berbeda, di mana masing-masing memerlukan strategi yang disesuaikan.
Penyelarasan ini memungkinkan organisasi untuk menerapkan pendekatan
pengadaan yang bersifat kooperatif maupun kompetitif, tergantung pada
karakteristik spesifik dari setiap segmen. Dengan mengintegrasikan pertimbangan
risiko pasokan dan potensi kolaborasi pemasok, studi ini menawarkan kerangka
kerja yang terstruktur untuk meningkatkan pengendalian biaya, memperkuat
kelincahan pengadaan, dan memperkuat manajemen hubungan dengan pemasok,
sebagai bentuk dukungan terhadap misi PT Dirgantara Indonesia dalam
menyediakan produk dan layanan yang kompetitif melalui aliansi strategis dan
fokus yang kuat pada kualitas serta efisiensi biaya.
Perpustakaan Digital ITB