digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Antibiotic Resistant Escherichia coli (AREc) dapat ditemui pada lingkungan akuatik, terutama perairan tercemar akibat limbah domestik, industri, pertanian, peternakan, hingga farmasi. Keberadaannya dapat menyebabkan infeksi yang sulit diobati. Waduk Saguling sebagai hilir Sungai Citarum Hulu menerima beban pencemaran dan berpotensi memberikan risiko kesehatan, khususnya terhadap komunitas yang beraktivitas dan bergantung pada perairan tersebut. Pada penelitian ini pendekatan Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) digunakanuntuk mengevaluasi risiko kesehatan akibat paparan AREc di komunitas Keramba Jaring Apung Saguling melalui rute dermal dan mukosal (saluran kemih). Tahapannya terdiri atas identifikasi bahaya, penilaian paparan, penilaian risiko, dan karakterisasi risiko. Identifikasi bahaya dilakukan terhadap air bersih yang digunakan masyarakat sebagai sumber paparan utama. Sementara penilaian paparan dan risiko dilakukan melalui perhitungan model dosis-respon menghasilkan probabilitas infeksi. Probabilitas infeksi yang diperoleh dikarakterisasikan sesuai threshold berdasarkan U.S. EPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air bersih rentan terhadap paparan AREc dengan proporsi tertinggi pada air waduk. Paparan terjadi akibat kontak air terkontaminasi dalam aktivitas sehari-hari sehingga menghasilkan dosis paparan dan risiko yang beragam untuk tiap individu. Secara keseluruhan, tingkat risiko infeksi dermal-mukosal dikategorikan rendah. Namun, risiko tinggi tetap ditemukan akibat AREc dengan persentase lebih besar pada risiko infeksi mukosal. Selain itu, diperoleh korelasi signifikan antara sumber air bersih dengan tingkat risiko. Hal ini menggarisbawahi pentingnya upaya pencegahan dengan peningkatan akses air bersih, pengolahan air, serta edukasi masyarakat.