Antibiotic Resistant Escherichia coli (AREc) dapat ditemui pada lingkungan
akuatik, terutama perairan tercemar akibat limbah domestik, industri, pertanian,
peternakan, hingga farmasi. Keberadaannya dapat menyebabkan infeksi yang sulit
diobati. Waduk Saguling sebagai hilir Sungai Citarum Hulu menerima beban
pencemaran dan berpotensi memberikan risiko kesehatan, khususnya terhadap
komunitas yang beraktivitas dan bergantung pada perairan tersebut. Pada penelitian
ini pendekatan Quantitative Microbial Risk Assessment (QMRA) digunakanuntuk
mengevaluasi risiko kesehatan akibat paparan AREc di komunitas Keramba Jaring
Apung Saguling melalui rute dermal dan mukosal (saluran kemih). Tahapannya
terdiri atas identifikasi bahaya, penilaian paparan, penilaian risiko, dan karakterisasi
risiko. Identifikasi bahaya dilakukan terhadap air bersih yang digunakan
masyarakat sebagai sumber paparan utama. Sementara penilaian paparan dan risiko
dilakukan melalui perhitungan model dosis-respon menghasilkan probabilitas
infeksi. Probabilitas infeksi yang diperoleh dikarakterisasikan sesuai threshold
berdasarkan U.S. EPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air bersih
rentan terhadap paparan AREc dengan proporsi tertinggi pada air waduk. Paparan
terjadi akibat kontak air terkontaminasi dalam aktivitas sehari-hari sehingga
menghasilkan dosis paparan dan risiko yang beragam untuk tiap individu. Secara
keseluruhan, tingkat risiko infeksi dermal-mukosal dikategorikan rendah. Namun,
risiko tinggi tetap ditemukan akibat AREc dengan persentase lebih besar pada risiko
infeksi mukosal. Selain itu, diperoleh korelasi signifikan antara sumber air bersih
dengan tingkat risiko. Hal ini menggarisbawahi pentingnya upaya pencegahan
dengan peningkatan akses air bersih, pengolahan air, serta edukasi masyarakat.
Perpustakaan Digital ITB