TPA Sarimukti merupakan salah satu lokasi penimbunan sampah di Kabupaten
Bandung Barat yang berpotensi melepaskan emisi senyawa BTEX (benzena,
toluena, etilbenzena, dan xilena) yang bersifat volatil serta dapat berdampak pada
kualitas udara dan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi rata-rata emisi BTEX, menganalisis pola sebarannya, dan menentukan
area dengan potensi konsentrasi tertinggi berdasarkan hasil pemodelan. Pengukuran
BTEX dilakukan pada empat titik pengamatan, pada area zona timbunan sampah
(A, B, dan C) dan area IPAL (D), menggunakan metode NIOSH 1501, dan data
lapangan digunakan untuk validasi hasil simulasi model agar mendekati kondisi
aktual. Estimasi laju emisi dihitung menggunakan LandGEM, sedangkan pola
dispersi dianalisis dengan AERMOD yang mempertimbangkan kondisi
meteorologi dan topografi setempat. Rata-rata konsentrasi tertinggi diperoleh pada
titik B dan C, masing-masing sebesar 57,2 µg/m³ dan 66,3 µg/m³, sedangkan titik
A dan D menunjukkan nilai lebih rendah, yaitu 54,2 µg/m³ dan 55,6 µg/m³. Pola
sebaran BTEX dipengaruhi oleh arah angin dominan dari selatan–barat daya
menuju utara–timur laut dengan kecepatan rendah serta diperkuat oleh bentuk
topografi cekungan, sehingga akumulasi polutan cenderung terjadi pada sisi utara
area operasional. Hasil AERMOD menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum
simulasi 3 jam mencapai 90,4 µg/m³ untuk benzena, 60,4 µg/m³ untuk toluena, 7,51
µg/m³ untuk etilbenzena, dan 37,8 µg/m³ untuk xilena. Pada rata-rata 24 jam,
konsentrasi masing-masing senyawa adalah 40,5; 27,1; 3,37; dan 16,9 µg/m³.
Wilayah permukiman menunjukkan konsentrasi jauh lebih rendah, menandakan
bahwa dampak emisi BTEX paling signifikan terjadi di dalam area operasional
landfill. Temuan ini menegaskan pentingnya aktivitas landfill, meteorologi, dan
topografi dalam mengendalikan dispersi BTEX serta menjadi dasar bagi strategi
mitigasi kualitas udara di sekitar TPA
Perpustakaan Digital ITB