digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Reyhan Adityaputra
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Golf merupakan olahraga yang menuntut keterampilan teknis, koordinasi antarsegmen tubuh, serta ketepatan waktu untuk mencapai performa optimal. Salah satu aspek penting dalam menghasilkan pukulan yang efektif adalah pemanfaatan rantai kinetik secara efisien, khususnya melalui pergerakan segmen tubuh bagian bawah dan distribusi beban pada kaki. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik biomekanika ayunan antara pegolf profesional dan pegolf amatir dengan fokus pada rotasi panggul, sudut lutut, dan komponen vertikal gaya reaksi tanah (vGRF) pada lead leg. Penelitian melibatkan dua subjek, masing-masing satu pegolf profesional dan satu pegolf amatir, yang melakukan ayunan menggunakan iron 7. Data kinematika diperoleh menggunakan sistem motion capture OptiTrack, sedangkan data vGRF lead leg direkam dengan force plate. Analisis kinematika dilakukan menggunakan perangkat lunak OpenSim dan hasilnya disinkronkan dengan data force plate untuk menentukan waktu terjadinya puncak vGRF terhadap momen impact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegolf profesional mencapai puncak vGRF lead leg sebesar ±1,1 kali berat badan, terjadi 57 ms sebelum impact. Sebaliknya, pegolf amatir mencapai puncak vGRF setelah impact dengan nilai yang tidak melebihi 1 kali berat badan. Selain itu, pegolf profesional menunjukkan rotasi panggul yang lebih besar, fleksi lutut yang lebih dalam, durasi downswing yang lebih singkat, serta kecepatan clubhead yang lebih tinggi (98 km/jam) dibandingkan pegolf amatir (73 km/jam). Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa pegolf profesional mampu memanfaatkan rantai kinetik secara lebih efisien melalui perpindahan beban pada lead leg yang lebih tepat waktu serta koordinasi mekanika tubuh bawah yang lebih optimal. Hal ini berdampak pada peningkatan kecepatan clubhead dan performa pukulan secara keseluruhan.