digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kosmetika yang beredar di masyarakat harus terjamin keamanannya. Salah satu parameter keamanan kosmetika adalah toksisitas dari bahan yang terkandung di dalamnya antara lain pewarna, pengawet dan tabir surya. Data toksisitas dapat diperoleh dari pengujian secara in vitro dan in vivo. Akan tetapi, penggunaan hewan uji untuk uji toksisitas kosmetika saat ini mulai terbatas. Hal ini mendorong berkembangnya metode prediksi menggunakan komputasi untuk uji toksisitas sebagai pendukung pengujian in vitro dan in vivo. Toksikologi in silico adalah aplikasi dari teknologi komputer untuk menganalisis data dan model yang ada serta memprediksi aktivitas toksik dari suatu zat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prediksi toksisitas bahan pewarna kosmetika secara in silico. Prediksi toksisitas bahan pewarna kosmetika yang dilakukan pada penelitian ini antara lain prediksi karsinogenisitas, prediksi mutagenisitas dan prediksi sensitisasi kulit. Prediksi dilakukan menggunakan ADMET Predictorâ„¢v.7.1.0013, OECD QSAR Toolbox v3.4, Toxicity Estimating Software Tool (T.E.S.T.) v4.2, dan ToxTree v2.6.13. Verifikasi metode prediksi dilakukan menggunakan senyawa kontrol dari Regulasi CLP dengan model klasifikasi. Parameter yang digunakan untuk verifikasi metode prediksi adalah parameter statistik Cooper. Hasil verifikasi metode prediksi diperoleh nilai parameter statistik Cooper untuk sensitivitas, spesifisitas, akurasi, prediktivitas positif dan prediktivitas negatif antara lain 0,6-1,0 pada metode prediksi mutagenisitas, 0,7-0,8 pada metode prediksi karsinogenisitas dan 0,4-0,7 pada metode prediksi sensitisasi kulit. Nilai rasio positif palsu dan rasio negatif palsu 0-0,3 pada metode prediksi mutagenisitas, 0.1-0.2 pada metode prediksi karsinogenisitas dan 0,2-0,5 pada metode prediksi sensitisasi kulit. Nilai ROC positif dan ROC negatif 2-?pada metode prediksi mutagenisitas, 2-6 pada metode prediksi karsinogenisitas dan 0,96-2,55 pada metode sensitisasi kulit. Metode prediksi yang digunakan menghasilkan prediksi senyawa bahan pewarna kosmetika tidak toksik sebanyak 38 senyawa dan 96 senyawa bersifat ii toksik yaitu 21 senyawa bersifat karsinogen, mutagen dan skin sensitizer, 14 senyawa bersifat karsinogen dan skin sensitizer, 8 senyawa bersifat karsinogen dan mutagen dengan structural alert antron, xanthone, thioxanthone or acridone, diazo aromatik, amin aromatik, nitro aromatik, hidrazin, polycyclic aromatic hidrocarbons, dan quinone, 29 senyawa bersifat karsinogen dengan structural alert logam, eter benzensulfonat, imidazol atau benzimidazol dan benzena terhalogenasi, dan 24 senyawa bersifat skin sensitizer dengan structural alert amida, keton, karbonil aromatik, 1,2-dikarbonil, 1,3-dikarbonil, pirazolon dan pirazolidinon, senyawa ?,?-carbonyl dengan ikatan rangkap terpolarisasi dan Quinone methide(s)/imines, Quinoide oxime structure, Nitroquinones, Naphthoquinone(s)/imines. Metode in silico dapat digunakan untuk memprediksi karsinogenisitas, mutagenisitas dan sensitisasi kulit dari bahan pewarna kosmetika dan dapat dijadikan sebagai metode pendukung untuk evaluasi keamanan bahan pewarna kosmetika.