Kasus gigitan hewan penular rabies menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
signifikan, terutama di komunitas yang memelihara hewan berdarah panas. Hewan
yang rentan terhadap rabies meliputi anjing, kucing, kelinci, kelelawar, musang,
tupai, serigala, dan lain-lain. Apabila gigitan dari hewan rabies tidak segera dan
tepat ditangani, infeksi rabies hampir selalu berakhir kematian, dengan tingkat
fatalitas mendekati 100%. Oleh karena itu, intervensi yang komprehensif dan
penanganan yang cepat sangat penting untuk mencegah kematian akibat gigitan
hewan rabies. Penelitian ini memaparkan model matematika yang menggambarkan
dinamika penularan rabies dengan pendekatan multi-populasi. Model
ini membedakan tiga populasi utama : (i) Populasi manusia, (ii) Populasi
anjing, dan (iii) Populasi hewan reservoir virus rabies selain anjing. Dinamika
penularan rabies dianalisis secara spasial dan temporal : (i) Analisis temporal
dilakukan untuk memproyeksikan tren kasus di masa mendatang dan memahami
perkembangan rabies dari waktu ke waktu, (ii) Analisis spasial digunakan untuk
memberikan ilustrasi dan pemahaman hubungan antar lokasi geografis. Studi kasus
difokuskan pada kejadian rabies di kabupaten/kota di Provinsi Bali. Penelitian
ini menggunakan data bulanan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) yang
dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali dari Januari 2020 hingga September
2024. Pendekatan pemodelan ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif
terhadap pola penularan rabies, sebagai dasar pengembangan strategi pencegahan
dan pengendalian yang efektif, serta pada akhirnya menurunkan risiko kematian
akibat rabies di Bali.
Perpustakaan Digital ITB