Pulau Enggano, sebagai salah satu pulau terluar Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam penyediaan energi listrik yang andal dan berkelanjutan. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil meningkatkan biaya operasional dan berdampak buruk pada lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna mendukung transisi energi berkelanjutan di Pulau Enggano.
Penelitian dilakukan dengan mengevaluasi potensi energi surya berdasarkan data iradiasi, merancang sistem PLTS yang efisien, serta menganalisis kelayakan ekonominya menggunakan indikator seperti Internal Rate of Return (IRR), Net Present Cost (NPC) dan Levelized Cost of Energy (LCOE). Hasilnya diharapkan memberikan solusi energi yang lebih ramah lingkungan, ekonomis, dan mendukung target nasional dalam pengurangan emisi karbon.
Ada 3 skenario yang direncanakan yakni skenario konfigurasi (a) PLTD Hibrida dengan PLTS, Skenario (b) PLTD Hibrida dengan PLTS dan Baterai, dan Skenario (c) PLTS dan Baterai. Berdasarkan hasil optimasi skenario (b) merupakan konfigurasi yang paling optimal terdiri atas PV 1.536 kWp, diesel 700 kW, dan baterai 36 unit. Sistem dapat memproduksi listrik hingga 2,32 GWh/tahun. Diesel berfungsi sebagai cadangan energi apabila PV dan baterai tidak mampu memenuhi kebutuhan beban. IRR mencapai 17,43%, NPC sistem mencapai Rp 61,13 miliar dan nilai LCOE paling murah dari skenario lainnya yaitu sebesar Rp 3.108/kWh. Dari segi lingkungan, konfigurasi ini memiliki nilai RF sebesar 88,6% dengan emisi CO2 160.492 kg/tahun. Angka emisi ini sangat jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan sistem PLTD yang saat ini digunakan di Pulau Enggano.
Perpustakaan Digital ITB