digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini membandingkan kinerja strategi perdagangan berbasis Fibonacci retracement dengan pendekatan buy-and-hold di pasar saham Indonesia, dengan fokus pada imbal hasil tahunan. Dengan menggunakan data harga historis dari Januari 2022 hingga Januari 2024 untuk delapan saham LQ45 dari sektor perbankan, energi, barang konsumsi non-primer, teknologi, dan layanan komunikasi, analisis ini mengikutsertakan biaya transaksi yang realistis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada strategi yang secara konsisten unggul di semua sektor. Strategi Fibonacci retracement terbukti lebih efektif di pasar yang volatil, dengan mampu menangkap fluktuasi harga jangka pendek dan membatasi kerugian, terutama di sektor energi, teknologi, dan layanan komunikasi. Namun, volatilitas saja tidak sepenuhnya menjelaskan perbedaan kinerja, karena beberapa saham yang moderat hingga sangat volatil seperti AMRT dan MEDC justru lebih menguntungkan dengan strategi buy- and-hold. Sebaliknya, strategi buy-and-hold lebih unggul pada saham dengan pertumbuhan yang stabil dan konsisten, khususnya di sektor perbankan dan barang konsumsi non-primer. Temuan ini menekankan pentingnya mencocokkan strategi investasi dengan karakteristik aset dan dinamika sektoral yang spesifik. Penelitian ini memberikan wawasan praktis bagi investor ritel dan pendidik, serta merekomendasikan pengambilan keputusan berbasis bukti untuk mengurangi perilaku spekulatif di kalangan investor pemula. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi faktor psikologis yang memengaruhi efektivitas strategi serta memperluas analisis dengan mencakup lebih banyak saham dan indikator teknikal.