digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Raden Muhammad Hazel Putra Herlambang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Industri padat karya memiliki peran besar dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Namun, industri ini sering menghadapi tantangan dalam hal fleksibilitas dan efisiensi penjadwalan produksi. Untuk merespons kebutuhan pasar yang dinamis dan bervariasi, diperlukan sistem produksi yang mampu menangani pesanan kecil dengan variasi tinggi. Sistem produksi Job Shop menjadi pendekatan yang relevan, meskipun kompleks dalam hal penjadwalan. Penelitian ini bertujuan untuk terwujudnya sistem penjadwalan manufaktur berbasis forward scheduling yang fleksibel untuk sistem Job Shop, dengan menggabungkan konsep desentralisasi, Configurable Virtual Workstation (CVWS), dan Digital Twin. Sistem dikembangkan dengan arsitektur basis data bertingkat serta algoritma lokal pada setiap stasiun kerja dan mesin. Komunikasi antar elemen dilakukan menggunakan protokol MQTT dengan mekanisme publish–subscribe secara waktu nyata. Sistem diuji melalui dua studi kasus, yaitu saat tanpa beban produksi dan saat memproses pesanan sebelumnya. Hasilnya menunjukkan bahwa sistem mampu menjadwalkan seluruh proses dengan memperhatikan urutan produksi, jam dan hari kerja, serta ketersediaan jadwal mesin. Keunggulan utama sistem ini terletak pada penjadwalan desentralisasi penuh hingga tingkat mesin. Proses tersebut dilakukan melalui dua tahap pelelangan. Pendekatan ini berbeda dengan sistem sebelumnya yang menjadwalkan secara terpusat dan hanya mendistribusikan hasil ke stasiun kerja. Pendekatan ini menunjukkan potensi tinggi dalam industri padat karya di Indonesia.