Ketersediaan air bersih merupakan isu krusial di banyak wilayah Indonesia, termasuk di lingkungan pondok pesantren. Sebagai lembaga pendidikan Islam dengan aktivitas harian yang padat, pesantren menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan air yang berkelanjutan. Sementara itu, ajaran Islam secara tegas mendorong pelestarian sumber daya alam, termasuk air, sebagai bagian dari tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, dibutuhkan pendekatan perancangan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga selaras dengan kelestarian lingkungan dan nilai-nilai keislaman. Permakultur menjadi salah satu pendekatan relevan, dengan prinsip desain berkelanjutan yang menekankan hubungan timbal balik manusia dan alam. Meskipun berkembang dari bidang pertanian, prinsip-prinsip permakultur berpotensi besar untuk diterapkan dalam arsitektur, khususnya pondok pesantren dalam pengelolaan air yang efisien dan kontekstual.
Perancangan ini bertujuan untuk mengeksplorasi integrasi prinsip-prinsip permakultur dalam strategi konservasi air pada arsitektur pondok pesantren. Pendekatan permakultur digunakan untuk mewujudkan desain bangunan yang ramah lingkungan, adaptif terhadap kondisi lokal, serta selaras dengan nilai-nilai Islam. Tapak perancangan berlokasi di Pondok Pesantren Darul Hikmah Al Hasani, yang berada dalam kawasan Sumber Mata Air Ngasinan, Kota Malang, dengan potensi ekologis yang tinggi untuk dioptimalkan melalui perancangan ini.
Hasil perancangan menunjukkan bahwa prinsip permakultur yang diterapkan mampu membentuk strategi desain yang holistik dari aspek ekologis, fungsional, maupun spiritual. Manfaat dari perancangan ini diharapkan dapat memperluas khazanah keilmuan arsitektur Islam serta menjadi panduan praktis bagi arsitek, perencana, maupun pengelola pesantren dalam merancang lingkungan belajar yang berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB