Tantangan keamanan siber semakin kompleks seiring dengan percepatan
transformasi digital di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Penerapan Learning
Management System (LMS) berbasis mobile yang kian meluas menyimpan risiko
tersendiri, mengingat potensi penyimpanan data sensitif dan kerentanannya
terhadap serangan siber. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengujian keamanan
yang sistematis, khususnya terhadap aplikasi LMS berbasis Android Package Kit
(APK). Fuzzing merupakan metode yang banyak digunakan untuk mendeteksi
kerentanan tersembunyi yang memberikan input acak ke aplikasi. Namun,
pedekatan tradisional memiliki keterbatasan dalam menjangkau input kompleks
dan struktur aplikasi yang dinamis. Penelitian ini mengusulkan sistem pengujian
keamanan otomatis berbasis Deep Reinforcement Learning (DRL), dengan
pendekatan Deep Q-Network (DQN), guna mengoptimalkan proses fuzzing pada
aplikasi LMS mobile.
Sistem yang dikembangkan difokuskan pada eksplorasi komponen exported
melalui intent eksplisit, serta penyisipan payload fuzzing yang relevan. Meskipun
tidak ditemukan crash fatal atau ANR dalam pengujian, sistem berhasil memicu
sejumlah error log dan anomali non-kritis (lenient) yang mengindikasikan potensi
kerentanan non-fatal. Secara keseluruhan, efektivitas payload DRL tercatat
mencapai rata-rata 6,77%, dengan kecepatan eksplorasi lebih tinggi dan cakupan
aksi yang lebih luas dibandingkan teknik fuzzing konvensional. Perancangan
reward function yang mengacu pada hasil parsing logcat terbukti efektif
mengarahkan proses pembelajaran agen secara efisien.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pendekatan DRL mampu meningkatkan
kedalaman dan efektivitas pengujian keamanan tanpa memerlukan akses ke kode
sumber. Sistem ini telah berhasil diuji pada APK LMS milik Instansi Pendidikan X
dan menunjukkan potensi sebagai alat bantu pengujian keamanan mobile yang
adaptif dan terukur. Temuan ini diharapkan dapat mendukung pengembangan LMS
mobile yang lebih tangguh dan aman bagi seluruh pengguna.
Perpustakaan Digital ITB