digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Niken Nariswari
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PT Sumatera Pembangkit merupakan Independent Power Producer (IPP) yang melaksanakan konstruksi, pengoperasian, pembiayaan, dan pemeliharaan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Batubara) Sumatera dan jalur transmisi sepanjang puluhan kilometer dari PLTU Sumatera ke Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi terdekat di Sumatera. Seiring dengan upaya Indonesia untuk melakukan transisi menuju praktik energi berkelanjutan dalam mengatasi perubahan iklim dan komitmen Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (NDC) terhadap Perjanjian Paris dengan mengeluarkan peraturan lingkungan yang lebih ketat dan target emisi Gas Rumah Kaca (GRK), PT Sumatera Pembangkit harus benar-benar mematuhi perubahan peraturan tersebut dan bersiap menghadapi kemungkinan-kemungkinan potensial yang dapat berdampak pada perekonomian bisnisnya. Sebagai pelaksana bisnis PLTU, PT Sumatera Pembangkit harus mengatasi tantangan efisiensi pembangkit listrik, permasalahan lingkungan, integrasi teknologi baru, dan penyelarasan kebijakan energi global dan nasional agar tetap menjadi pemain dominan dan andal di sektor pembangkit listrik sambil tetap menjamin kelangsungan keekonomiannya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan atas strategi bisnis PT Sumatera Pembangkit mengenai praktik keberlanjutan jangka panjang dan posisi kompetitifnya serta rencana implementasi untuk memungkinkan dan memperkuat daya saing dan keberlanjutan PT Sumatera Pembangkit. Untuk mendukung dan memperkuat strategi bisnis PT Sumatera Pembangkit yang kemudian ditetapkan, penelitian ini juga melakukan analisis finansial mengenai implikasi percepatan penerapan nilai ekonomi karbon dan retrofit CCS (Carbon Capture and Storage) pada PLTU Sumatera untuk menangani kelebihan kuota emisi karbon, sebagai alternatif perdagangan dan pajak karbon, terhadap kelayakan ekonomi PT Sumatera Pembangkit. PT Sumatera Pembangkit saat ini berada pada momen penting di mana PT Sumatera Pembangkit dapat memanfaatkan kemajuan teknologi, keunggulan operasional, dan posisi strategisnya untuk tidak hanya meningkatkan posisi pasarnya tetapi juga membuat kontribusi besar terhadap sasaran ketahanan dan keberlanjutan energi Indonesia. Pergeseran regulasi juga terbukti berkontribusi terhadap keberlanjutan dan kelayakan ekonomi. Dari analisa finansial, terlihat bahwa kelayakan ekonomi PT Sumatera Pembangkit tidak stabil dan sensitive terhadap perubahan batas emisi karbon dan harga karbon, dimana kelayakan ekonominya akan mengalami penurunan jika ada perubahan pada batas emisi (lebih rendah) dan harga karbon (lebih tinggi). Perubahan ini akan berdampak baik untuk penerapan nilai ekonomi karbon maupun retrofit CCS pada PLTU Sumatera. Dikarenakan PT Sumatera Pembangkit tidak memiliki kendali atas perubahan- perubahan ini, PT Sumatera Pembangkit berkewajiban untuk memastikan dan melaksanakan upaya efisiensi pembangkit untuk menjaga emisi yang dikeluarkan oleh PLTU Sumatera dalam batasan emisi yang diizinkan untuk kemudian dapat mengeksploitasi kesempatan untuk dapat menjual kelebihan unit emisi karbonnya. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kelangsungan jangka panjang PLTU Sumatera bergantung pada kemampuannya untuk beradaptasi dan bergerak selaras dengan lanskap peraturan yang terus berkembang di Indonesia dan komitmen terhadap energi berkelanjutan dan target iklim. Analisis ini menunjukkan bahwa PLTU Sumatera masih dapat mempertahankan dan berpotensi mengembangkan posisi kompetitif dan keberlanjutannya, serta tetap menghasilkan keuntungan melalui strategi bisnis yang tepat, seperti memperkuat kontribusi dalam ketahanan energi, mendorong pola operasional terbaik dan mengadopsi inovasi dan kemajuan teknologi untuk meningkatkan efisiensi pembangkit, memanfaatkan peraturan mengenai perdagangan karbon, meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan FABA dan gipsum, terlibat dalam kemitraan dan kolaborasi strategis untuk mendukung proyek infrastruktur ketenagalistrikan pemerintah, menjajaki peluang ekspansi, dan mengadopsi standar internasional. Mempertimbangkan infrastruktur listrik Indonesia yang masih sangat bergantung pada PLTU dan bagaimana PLTU masih menjadi sumber yang paling dapat diandalkan untuk menjamin ketahanan energi Indonesia, secara umum, prospek sektor PLTU kemungkinan akan terus tumbuh dan tetap menguntungkan di masa mendatang. Meskipun terdapat tantangan yang perlu diatasi, seperti rencana penghentian dini PLTU-PLTU tua dan syarat kepatuhan yang lebih ketat terhadap kebijakan dan peraturan lingkungan, tapi terdapat pula peluang yang dapat dimanfaatkan, contohnya adalah mekanisme pasar karbon, pengelolaan limbah atau produk samping untuk memberikan nilai tambah, serta inovasi dan kemajuan teknologi. Kemampuan dan daya tanggap sektor PLTU untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan ini dan mengintegrasikan praktik- praktik berkelanjutan ke dalam model bisnisnya sangat menentukan keberhasilan, kelayakan, dan profitabilitas jangka panjangnya.