COVER Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB6 Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB7 Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2023 TA LOUIS 1-BAB8.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Louis
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Instalasi Pelayanan Kesehatan Jiwa (Yankeswa) RSUD Banyumas ditunjuk
oleh Kemenkes dan Pemda Banyumas sebagai pilot project nasional pelayanan
kesehatan jiwa di Rumah Sakit Umum. Namun kenyataannya, kondisi instalasi ini
masih kurang ideal. Sehingga perlu didesain agar sesuai dengan standar yang
berlaku. Tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain gedung rumah sakit dengan
modifikasi layout, penambahan jumlah lantai, penambahan lantai basemen, dan
modifikasi fungsi ruangan.
Kondisi tanah pada lokasi tinjauan proyek tersebut memiliki klasifikasi situs
SE yang merupakan jenis tanah lunak dan cukup rentan apabila terjadi gempa.
Berdasarkan kategori desain seismik pada SNI 1726:2019, didapatkan bahwa
struktur gedung tinjauan termasuk dalam kategori desain seismik D (KDS D),
sehingga struktur gedung tersebut harus didesain dengan menggunakan Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Adanya modifikasi jumlah lantai pada
struktur membuat struktur lebih rentan terhadap drift akibat beban lateral gempa
yang dapat terjadi, sehingga struktur gedung tersebut didesain dengan
menggunakan elemen struktur penahan lateral yaitu dinding geser, yang termasuk
ke dalam Sistem Dinding Struktur Khusus (SDSK). Sehingga pada sistem struktur
atas, gedung ini akan menggunakan sistem ganda (SRPMK + SDSK). Perancangan
struktur atas dianalisis menggunakan bantuan perangkat lunak berupa ETABS
untuk permodelan struktur dan spColumn untuk pendetailan elemen vertikal seperti
kolom dan dinding geser. Untuk pendetailan elemen struktur dilakukan perhitungan
dengan bantuan perangkat lunak Ms. Excel. Hasil dari perancangan struktur atas
gambar Detail Engineering Design yang akan digunakan sebagai acuan pada proses
konstruksi.
Kemudian, akan dirancang struktur bawah dengan sistem fondasi dan sistem
dinding penahan tanah. Sistem fondasi yang dirancang adalah tiang pancang dengan
diameter 60 centimeter dan kedalaman ujung 27 meter. Pada perancangan fondasi, dilakukan analisis daya dukung aksial tiang tunggal dan tiang grup, analisis daya
dukung lateral tiang tunggal dengan bantuan perangkat lunak LPILE, analisis daya
dukung lateral tiang grup dengan bantuan perangkat lunak GROUP, analisis
penurunan dan beda penurunan fondasi, dan perancangan sloof/tie beam. Hasil
perancangan konfigurasi tiang terdiri dari 11 tipe tiang grup dengan panjang dan
lebar pile cap yang berbeda namun dengan tinggi yang sama yaitu 90 cm. Sistem
dinding penahan tanah yang dirancang adalah dinding diafragma dengan kedalaman
dinding 16 meter dan tebal dinding 60 centimeter untuk dapat mengakomodasi
kebutuhan basemen dan memenuhi persyaratan stabilitas dan deformasi serta
dibutuhkan perkuatan strut baja dengan profil IWF 400.400.13.21. Selama galian
berlangsung, dewatering dirancang melalui 6 titik dengan debit total 420
liter/menit.
Terakhir akan dilakukan perancangan manajemen konstruksi yang meliputi
work breakdown structure, penentuan metode pelaksanaan konstruksi, sistem
manajemen keselamatan konstruksi, kuantifikasi volume pekerjaan, menyusun
jadwal proyek, estimasi biaya proyek, serta kurva S proyek. Metode konstruksi
yang digunakan adalah metode konstruksi bottom up, dimana diaphragm wall yang
berfungsi sebagai dinding penahan tanah menggunakan perkuatan slab lantai
terpilih. Bidang perancangan manajemen konstruksi meliputi bidang geoteknik dan
struktur, sedangkan arsitektural dan MEP dirancang menggunakan metode
konseptual. Metode pelaksanaan konstruksi ditentukan berdasarkan aspek
lingkungan dan keselamatan di lapangan. Perhitungan biaya rinci proyek digunakan
metode unit price dan resource enumeration. Rencana anggaran biaya ditentukan
berdasarkan biaya langsung dan biaya tak langsung serta pajak yang berlaku.
Penjadwalan proyek dilakukan menggunakan Ms. Project sehingga dapat
ditentukan durasi pelaksanaan dan kurva S. Hasil akhir perancangan proyek berupa
nilai proyek sebesar Rp. 191.782.190,00. Proyek direncanakan dengan durasi 20
bulan atau 620 hari kalender.
Perpustakaan Digital ITB