Mikroalga tropis sebagai agen Carbon Capture and Storage (CCS) untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca karbondioksida yang seharusnya dilepaskan ke
atmosfir telah diteliti pada disertasi ini. Untuk mencapai tujuan tersebut telah
dilakukan 1) identifikasi dan screening (penapisan) beberapa jenis mikroalga yang
diisolasi dari kolam fakultatif 2B dan kolam maturasi 1B Instalasi Pengolahan Air
Buangan Bojong Soang, Bandung untuk selanjutnya ditentukan constructed
consorsium, 2) membangun 3 unit fotobioreaktor kolom vertikal skala
laboratorium berbahan kaca dengan kapasitas 10 L, berisi kultur konsorsium
terkonstruksi sebanyak 8 L, ketinggian tabung 80 cm, diameter tabung 15 cm,
ketinggian cairan (medium pertumbuhan) 60 cm dilengkapi dengan sparger yang
diletakkan di dasar fotobioreaktor serta dialiri oleh gas CO2 secara kontinyu
dengan konsentrasi 2%, 5%, 7%, 10%, 15%, 18% (v/v) dengan laju alir CO2 2
L.menit-1
, 5 L.menit-1
, dan 8 L.menit-1
, serta 3) melakukan percobaan secara
bertahap untuk memperoleh penyerapan CO2 yang tinggi oleh constructed
consorsium dalam kultur batch selama 12 hari dan kultur kontinyu dengan waktu
detensi 3,8 hari selama 90 hari. Mikroalga hijau Chlorella sp., Scenedesmus
obliquus, dan Ankistrodesmus sp. terpilih sebagai agen CCS dalam bentuk
constructed consorsium. Ketiga jenis mikroalga tersebut mampu hidup bersama
dalam medium artifisial Provasoli Haematococcus Media (PHM) dengan
persyaratan fisiologis yang sama. Percobaan bertahap pengaruh faktor lingkungan
(intensitas cahaya, periodisasi cahaya, dan temperatur) menunjukkan bahwa
konsorsium terkonstruksi tumbuh dengan baik menghasilkan berat kering
biomassa 2,7 g.L-1 dan CO2 removal efficiency 49% dalam kultur batch yang
dialiri dengan 5% CO2 dan laju alir CO2 8 L.menit-1 pada kondisi intensitas
cahaya 4000 lux yang terpapar selama 16 jam dan temperatur 300
C. Biomassa
kering dan CO2 removal efficiency tersebut lebih tinggi masing-masing 3 kali dan
2 kali lipat dibandingkan dengan kondisi intensitas cahaya 2500 lux terpapar
selama 24 jam dan temperatur 250
C. Kecepatan superfisial (Ug) 4,7.10-3 m.detik-1
atau laju alir CO2 diatur 5 L.menit-1 mampu meningkatkan berat kering biomassa
dan CO2 removal efficiency secara nyata masing-masing 5,8 g.L-1 dan 63% pada
kultur yang dialiri dengan 10% CO2. Akumulasi produk metabolit diduga menjadi
penghambat pada produksi biomassa dalam kultur batch yang mempengaruhi
CO2 removal efficiency. Percobaan dalam kultur kontinyu diharapkan dapat
menstabilkan kondisi medium pertumbuhan. Percobaan dalam kultur kontinyu
yang dialiri dengan 10% CO2 dengan laju alir 5 L.menit-1 menghasilkan berat
kering dan CO2 removal efficiency masing-masing 6,5 g.L-1 (laju pertumbuhan
0.24 per hari) dan 81,24%. Hasil ini merupakan CO2 removal efficiency yang
tertinggi oleh konsorsium terkonstruksi mikroalga tropis yang diisolasi dari
Instalasi Pengolahan Air Buangan dan dikultivasi dalam fotobioreaktor kolom
vertikal. Konsorsium terkonstruksi memiliki kemampuan maksimum untuk
memanfaatkan CO2 hingga 10% sebagai substrat anorganik. Peningkatan
konsentrasi CO2 melebihi 10% tidak menyebabkan meningkatnya berat kering
biomassa dan CO2 removal efficiency. Pada penelitian ini diamati pula aspekaspek yang terkait transfer CO2 ke dalam medium dan biomassa yaitu CO2
iii
transfer rate, CO2 utilization efficiency, carbon uptake rate and CO2 fixation rate
secara berturut-turut 138.73 gCO2.L-1
.hari; 3.73% (w/w); 11,400 mgCarbon.L1
.hari; 0.0744 gCO2.L-1
hari.
Perpustakaan Digital ITB