Peran Kota Balikpapan sebagai kawasan pendukung rencana pemindahan Ibu Kota
Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur, menyebabkan
meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kegiatan investasi seperti pembangunan
infrastruktur. Hal ini tentunya memberikan dampak peningkatan aktivitas
transportasi yang dapat menimbulkan berbagai masalah seperti kemacetan, polusi
udara dan penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena itu Kota Balikpapan
memerlukan sistem transportasi yang mengacu pada tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs). Penelitian ini bertujuan untuk menyusun set indikator
kinerja yang dapat digunakan untuk menilai sistem transportasi berkelanjutan di
Kota Balikpapan dan menyusun rekomendasi kebijakan sistem transportasi yang
sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Penyusunan sebelas set indikator yang mewakili tiga aspek keberlanjutan yakni
aspek lingkungan, sosial dan ekonomi dilakukan menggunakan studi literatur,
kemudian dinormalisasi dengan metode min-max dan pembobotan indikator
menggunakan metode equal weighting. Penilaian kinerja sistem transportasi
dilakukan dengan metode benchmarking berdasarkan kota best practice dan SUTI
kemudian dinilai menggunakan klasifikasi UST-SDGs Index. Pemilihan
rekomendasi kebijakan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui simulasi
skenario kebijakan.
Hasil penelitian menunjukkan performa sistem transportasi secara keseluruhan
Kota Balikpapan berada pada rentang nilai 61,2%, menandakan bahwa nilai kinerja
transportasi berkelanjutan cukup baik namun masih rendah dalam mendukung
pembangunan berkelanjutan dan Smart Mobility. Khususnya dalam kinerja
penyediaan transportasi berkelanjutan. Dari hasil penilaian simulasi kebijakan
skenario yang dapat meningkatkan kinerja transportasi berkelanjutan adalah dengan
menerapkan skenario 2 yakni peningkatan jalan, jalur pedestrian, jalur sepeda,
penataan kawasan TOD, penyediaan ruuang terbuka hijau yang bersifat publik dan
pengembangan koridor Balikpapan City Trans secara bersamaan.
Perpustakaan Digital ITB