digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri geotermal memiliki peran penting dalam penyediaan energi terbarukan, namun sering dihadapkan pada ketidakpastian terkait potensi sumber daya bawah permukaan, terutama risiko geologi yang sulit diukur pada tahap awal pengembangan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk memperbarui dan menyempurnakan metode terdahulu dari kuantifikasi risiko geologi pada lapangan geotermal. Fokus utama penelitian ini adalah pengembangan lembar kerja berbasis excel yang lebih terstruktur dan objektif untuk menilai tiga faktor utama dalam sistem geotermal yaitu heat source, reservoir, dan recharge-discharge. Metode sebelumnya memiliki tingkat subjektivitas yang tinggi dalam penilaian elemen risiko geologi, sehingga penelitian ini mengembangkan lembar kerja baru dengan menambahkan standard guidance yang terukur yang memungkinkan kuantifikasi risiko yang lebih sistematis dan mengurangi subjektifitas pada penilaian. Penelitian ini diterapkan pada lapangan geotermal Ulumbu, dengan membandingkan kondisi pre-drilling dan post-drilling. Data yang digunakan mencakup informasi geologi, geofisika, dan geokimia yang diperoleh dari data permukaan dan data bawah permukaan. Penerapan lembar kerja terbaru menunjukkan nilai probabilitas geologic success (Pg) yang serupa dengan metode sebelumnya. Pada kondisi pre-drilling, nilai Pg adalah 0,15 (moderate risk), mencerminkan ketidakpastian tinggi karena keterbatasan data. Pada kondisi postdrilling, nilai Pg meningkat menjadi 0,58 (very low risk), menunjukkan penurunan risiko geologi dan peningkatan kepercayaan pada model geotermal. Hasil ini mirip dengan metode terdahulu dan menghasilkan penilaian risiko yang lebih objektif, dapat diadaptasi untuk lapangan geotermal berjenis convection dominant di Indonesia khususnya sistem kaldera. Penelitian ini memperlihatkan pentingnya data bawah permukaan dalam mengurangi ketidakpastian dan risiko.