Industri geotermal memiliki peran penting dalam penyediaan energi terbarukan,
namun sering dihadapkan pada ketidakpastian terkait potensi sumber daya bawah
permukaan, terutama risiko geologi yang sulit diukur pada tahap awal
pengembangan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk memperbarui dan
menyempurnakan metode terdahulu dari kuantifikasi risiko geologi pada lapangan
geotermal. Fokus utama penelitian ini adalah pengembangan lembar kerja berbasis
excel yang lebih terstruktur dan objektif untuk menilai tiga faktor utama dalam
sistem geotermal yaitu heat source, reservoir, dan recharge-discharge. Metode
sebelumnya memiliki tingkat subjektivitas yang tinggi dalam penilaian elemen
risiko geologi, sehingga penelitian ini mengembangkan lembar kerja baru dengan
menambahkan standard guidance yang terukur yang memungkinkan kuantifikasi
risiko yang lebih sistematis dan mengurangi subjektifitas pada penilaian.
Penelitian ini diterapkan pada lapangan geotermal Ulumbu, dengan
membandingkan kondisi pre-drilling dan post-drilling. Data yang digunakan
mencakup informasi geologi, geofisika, dan geokimia yang diperoleh dari data
permukaan dan data bawah permukaan. Penerapan lembar kerja terbaru
menunjukkan nilai probabilitas geologic success (Pg) yang serupa dengan metode
sebelumnya. Pada kondisi pre-drilling, nilai Pg adalah 0,15 (moderate risk),
mencerminkan ketidakpastian tinggi karena keterbatasan data. Pada kondisi postdrilling,
nilai Pg meningkat menjadi 0,58 (very low risk), menunjukkan penurunan
risiko geologi dan peningkatan kepercayaan pada model geotermal. Hasil ini mirip
dengan metode terdahulu dan menghasilkan penilaian risiko yang lebih objektif,
dapat diadaptasi untuk lapangan geotermal berjenis convection dominant di
Indonesia khususnya sistem kaldera. Penelitian ini memperlihatkan pentingnya data
bawah permukaan dalam mengurangi ketidakpastian dan risiko.
Perpustakaan Digital ITB