Pengeringan produk pasca panen penting dilakukan untuk menambah masa simpan
ataupun sebagai tahap produksi awal pengembangan produk pertanian. Namun,
pengeringan konvensional menggunakan sinar matahari sangat lama dan sangat
bergantung pada cuaca. Mesin pengering polydrier dengan basis super-absorbent
polymer (SAP) merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan
efisiensi waktu dan kapasitas pengeringan. SAP merupakan polimer dengan kemampuan
penyerapan tinggi yang sering digunakan pada produk sanitasi sekali pakai. Dalam proses
pengeringan, SAP dimanfaatkan untuk menyerap kadar air udara masuk pengeringan
sebelum dipanaskan menggunakan pemanas.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Abidin, dkk. (2017 dan 2022). Pada penelitian ini, dilakukan peningkatan
kapasitas pengeringan dan produktivitas dengan mengubah dan memodifikasi desain
keseluruhan alat pengering dan sistem pengoperasian yang sebelumnya tersusun dari 3
chamber secara seri menjadi 4 chamber. Hal ini dilakukan untuk mempermudah sistem
operasional, mengurangi kebutuhan energi yang berawal dari bahan bakar gas menjadi
mesin elektrik, dan memodifikasi material aliran pipa untuk mengurangi heat loss yang
terjadi. Berdasarkan tujuan tersebut, dilakukan desain dan konstruksi mesin pemanas
elektrik dan 4 chamber yang kemudian dikarakterisasi untuk menentukan sistem
operasional pengeringan yang sesuai. Setelah itu, akan dilakukan proses pengeringan
dengan menggunakan 2 bahan yang dapat dikomparasi dengan penelitian sebelumnya
(kunyit dan biji kopi) dan satu bahan baru (lemon). Berdasarkan proses pengeringan yang
dilakukan, ditemukan bahwa laju produktivitas mesin dengan desain terbaru meningkat
dibandingkan generasi sebelumnya dengan perubahan pada pengeringan kunyit sebesar
138% dari 0,54 kg/jam menjadi 0,74 kg/jam (21 jam lebih cepat) dan pengeringan kopi
sebesar 110% dari 1,29 kg/jam menjadi 1,41 kg/jam (2 jam lebih cepat). Selain itu,
dengan penggunaan insulansi mineral wool untuk pipa dan glass wool untuk pemanas
terjadi pengurangan heat loss dari 89% menjadi 13,8%. Kemudian, penggantian mesin
pemanas udara juga mengurangi kebutuhan energi dari 94.7 kW menjadi 16,2 kW.
Perpustakaan Digital ITB