digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah memaksimalkan nilai pemegang saham. Perusahaan yang dikelola oleh seorang manajer (agen) diharapkan dapat menghasilkan laba yang tinggi dan memberikan keuntungan bagi pemilik/pemegang saham (prinsipal) sebagai hasil dari modal yang telah diberikan kepada perusahaan. Akan tetapi, ada perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajemen terhadap laba perusahaan yang akan mengarah pada konflik keagenan. Pemegang saham tertarik untuk mendapatkan laba perusahaan dalam bentuk dividen. Sebaliknya, manajemen lebih memilih agar laba yang diperoleh digunakan sebagai modal untuk ekspansi. Adanya konflik keagenan akan mengeluarkan biaya yang bertujuan untuk mengontrol konflik tersebut yang disebut biaya keagenan. Dengan kata lain, saat manajer sebagai agen tidak dapat mencapai tujuannya yaitu untuk memaksimalkan nilai pemegang saham, maka terjadi biaya agensi. Di samping itu, pendapatan dan aset perusahaan harus bisa dikelola untuk meningkatkan nilai perusahan yang juga akan berdampak pada nilai pemegang saham. Penelitian ini bertujuan ntuk menguji pengaruh CEO, pendapatan, dan aset terhadap biaya keagenan PT Telecommunication XYZ yang diproksikan dengan nilai pemegang saham; dan juga untuk menentukan CEO tersukses selama tiga periode jabatan terakhir menggunakan pendekatan biaya keagenan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda menggunakan variabel dummy. Ada empat model regresi yang digunakan sebagai proksi untuk mengukur biaya keagenan, yaitu rasio yang mewakili nilai pemegang saham; PER, EPS, DPS, and WACC. CEO tersukses adalah CEO dengan nilai PER, EPS, dan DPS tertinggi serta nilai WACC terendah dengan mempertimbangkan faktor lain yang juga dapat mempengaruhi yaitu pendapatan dan aset. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mr. C yang menjabat pada tahun 2012-2014 adalah CEO tersukses PT Telecommunication XYZ selama tiga periode jabatan terakhir. Hasilnya juga menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan dan aset di PT Telecommunication XYZ tidak selalu sejalan dengan peningkatan nilai pemegang saham.